Tiga Puluh Lima

3.6K 323 79
                                    

Meng Yao duduk di kursi luar kedai itu tepat di sebelah pemuda yang sedang duduk sambil memakan tanghulu dalam porsi banyak. Setelah memesan teh hijau pada pelayan, Meng Yao berkata, "Hanya beberapa bulan aku tidak melihatmu, kamu berubah banyak. Anak-anak memang cepat sekali tumbuhnya ya."

Pemuda yang duduk di sebelahnya --- Xue Yang --- merotasikan matanya dengan malas. "Itu lebih baik daripada kau yang tetap pendek, tak ada perubahan."

"..."

Satu tendangan Meng Yao berikan pada tulang kering Xue Yang.

Xue Yang berteriak kesakitan sambil memeluk kakinya. Ingin memaki, tapi tak bisa kala melihat tatapan tajam Meng Yao.

Sambil meringis kesakitan, Xue Yang bertanya, "Jadi? Ada apa kau memanggilku jauh-jauh ke Qishan? Kalau kau menanyakan kondisi rumahmu, aku tidak merusaknya sama sekali. Aku bersumpah. Uang yang kau berikan juga aku pakai baik-baik. Buktinya, kau bisa lihat diriku sekarang ini."

Meng Yao melambaikan tangannya, "Ya, ya, ya. Terserah saja pada itu. Aku tidak memanggilmu hanya karena itu. Ada hal penting yang harus kau lakukan untukku."

Alis Xue Yang terangkat.

Meng Yao bertanya, "Kau tahu Wei Wuxian? Yiling Laozu?"

Seketika mata Xue Yang berbinar. "Tentu saja! Aku penggemar beratnya!" Xue Yang baru saja akan menceritakan kekagumannya pada Wei Wuxian yang belakangan ini menjadi sangat terkenal di dunia kultivasi dan dunia orang biasa.

Berita mengenai ia membantai klan Wen dan Tuan Muda Wen kedua dengan sadisnya seketika menyebar. Tentu, itu juga termasuk bagaimana ia yang dirumorkan tewas setelah dilemparkan ke Bukit Luanzang namun masih bisa hidup dengan misterinya.

Meng Yao cepat-cepat menghentikan. "Baiklah, penggemar fanatik. Hentikan. Aku orang normal, bukan penggemar berat."

Xua Yang berdecih. "Jadi? Ada apa dengan Yiling Laozu?"

"Karena kau penggemarnya, apa kau tertarik dengan kultivasi kegelapannya?"

Xue Yang diam sejenak hingga ia mengerti arah pembicaraan Meng Yao menuju ke mana. "Tentu saja, itu menarik minatku. Kau ingin aku mempelajari tekniknya?"

Meng Yao menyeringai. "Aku tidak akan memaksa. Semua orang tahu Yiling Laozu adalah seorang jenius. Mempelajari teknik yang ia gunakan bukanlah sesuatu yang mudah."

"Dan?"

"Beberapa hari yang lalu, aku mendapat kabar bahwa Yiling Laozu menawarkan ide untuk membuat senjata guna mengakhiri perang dengan klan Wen."

Xue Yang terkejut. Ia nyaris berteriak namun berhasil menahan suaranya. "Benarkah?! Senjata apa?!"

Meng Yao mengangkat bahu. "Entahlah, aku juga tidak tahu. Hal lain yang aku ketahui adalah Yiling Laozu membutuhkan bahan pembuatan terpenting yang ada di dalam wilayah Klan Wen."

"Wilayah klan Wen sangat luas. Tepatnya ada di mana?"

"Gunung Muxi."

Xue Yang menyeringai.

"Beri tahu aku lebih lanjut."

£

"Ini akan berhasil. Aku yang akan menjaminnya," ujar Jiang Cheng dalam rapat besar pemimpin pasukan. Wei Wuxian tidak ikut dalam rapat ini. Selain merepotkan baginya, saat ini ia sedang melepas rindu dengan Jiang Yanli.

Jiang Yanli pun kini sedang memanjakan bayi besar Wei Wuxian yang sedang memasuki mode 'Aku masih tiga tahun.'

"Apakah anda yakin? Semua orang tahu bagaimana tabiat seorang Wei Wuxian," kata salah seorang ketua sekte kultivator kecil, sangsi.

You Make Me Fall In LoveWhere stories live. Discover now