15: Bunga Liar di Tengah Taman

392 69 14
                                    

Selamat Membaca

꧁ Selamat Membaca ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫ ⚫ ⚫

Tidak ada yang berubah semenjak insiden ia dibully seminggu yang lalu. Semua masih nampak seperti biasa, bahkan teman laki-laki di kelasnya semakin menjadikan Bunga sebagai bahan olokan untuk kesenangan mereka.

Bunga jera, dan dia berjanji untuk tidak lagi berdandan sebagai bentuk usaha menampakkan diri. Cukup seperti ini, hidup normal dan selayaknya versi Bunga Ayunindhya. Menjadi bunga liar di antara sekumpulan bunga yang indah dan penuh warna. Mengasingkan dan terasingkan.

Kebiasaannya pun masih sama, meski membosankan namun itu adalah rutinitas yang selama ini Bunga lakukan. Pergi ke sekolah pagi buta, mendengarkan lagu sembari memejamkan mata menikmati alunan musik di benda kecil—earphone— yang menyumpal kedua telinga. Seperti sekarang, perempuan itu tengah merebahkan kepala di atas lipatan kedua tangannya.

Bunga merasakan adanya ketukan di atas meja, dia mengangkat kepala. Itu Renata lengkap dengan senyuman manisnya. Tidak perlu bertanya lagi apa maksud dan tujuan Renata, Bunga sudah hapal apa yang perempuan jelita itu mau darinya.

Jadi, ia menampilkan senyuman—sedikit terpaksa. “Tugas Fisika?”

Renata mengangguk dengan senyuman manis di bibir mungilnya. “Boleh aku liat?” tanya perempuan itu lembut.

Bunga meringis. “Boleh kok,” katanya seraya mengambil buku tugas Fisika dari dalam tas. Memangnya Bunga punya kesempatan untuk menolak? Tidak. Karena jika dia menolak akan ada rasa tidak tega dan perasaan tidak enak di hatinya dan Bunga jelas tidak ingin menanggung perasaan itu.

Meski ada rasa berat di hati, Bunga meminjamkan buku tugasnya dan membiarkan Renata menyalin pekerjaan rumahnya. Lalu, seperti tidak ada yang terjadi di antara mereka, Renata—perempuan jelita dengan senyuman manis itu akan memberikan contekan itu pada teman sekelasnya dengan imbalan sebuah pujian.

Renata yang sempurna,

Renata yang baik hati dan pintar,

Renata, si malaikat penyelamat.

Bodoh, bukan?! Bunga memang bodoh, sangat bodoh, dan benar-benar bodoh dengan membiarkan orang-orang memanfaatkan dirinya.

彡✿❦彡✿❦彡✿❦彡✿❦

Bunga melarikan diri. Di jam istirahat pertama. Sebenarnya akan lebih baik jika dikatakan, ia sedang menghindari seseorang. Dan orang yang dimaksud Bunga adalah Arka.

Perempuan gempal itu membawa langkah menuju rooftop. Sepertinya bersembunyi di sana akan aman, walau harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menaiki undakan tangga. Hitung-hitung untuk membakar lemak-lemak berlebih di tubuhnya.

Find Yourself!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang