44: Rasa yang Tidak Tepat

402 18 5
                                    

꧁ Selamat Membaca ꧂

꧁ Selamat Membaca ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚫ ⚫ ⚫

Bulir keringat penuh membasahi wajahnya, laki-laki itu menepi sejenak ke pinggir lapangan, niatnya ingin mengambil tumbler dan menenggak beberapa teguk air untuk menuntaskan dahaga. 

Padahal, jam baru menunjukkan pukul 10.17 pagi, tetapi Gerhan merasa matahari berada persis di puncak kepalanya, cuacanya panas sekali.

Niatnya untuk mengambil minum urung ketika tangan dengan jemari cantik terulur padanya—memberikan sebotol air mineral—pada Gerhan.

“Thank—” Bibir Gerhan terkatup kembali begitu tahu gadis yang berdiri di hadapannya adalah seseorang yang pernah mengisi hatinya. “Jo?”

“Hai,” sapa Jojo seraya tersenyum simpul.

Yang Gerhan tangkap, gerak-gerik Jojo kikuk, sehingga membuatnya—mungkin juga Jojo merasakan hal yang sama—canggung. Kecanggungan yang melingkupi mereka dalam beberapa detik itu menyadarkan Gerhan, bahwa tangannya dan tangan Jojo masih terulur, sama-sama menggenggam sebotol air mineral. 

Spontan, Gerhan menurunkan tangannya. Sapaan Jojo tadi berlalu begitu saja. “O-oh, nyari Malik, ya?” tanyanya, kepala laki-laki itu celingak-celinguk mencari keberadaan Malik. “Keknya tadi dia pergi ke kantin, deh.” Ia basahi kerongkongannya dengan menelan ludah.

Karena, sungguh ... berada di situasi seperti ini benar-benar membuat Gerhan bingung. Memang benar ia sudah move on dari Jojo, tapi jika harus bertemu dengan gadis itu seperti sekarang ini, jujur saja Gerhan masih belum siap.

“Bukan,” kilah Jojo cepat. Ada sedikit rasa kecewa saat Gerhan enggan menerima minum darinya. Laki-laki itu justru meraih tumbler dari tas yang letaknya persis di belakang Jojo, menandaskan minumnya dalam sekali tegukan, sebelum kembali menatapnya. 

Tidak ada lagi ia temukan binar dikedua mata Gerhan saat menatapnya. “G-gue ... em,—”

“Han!” 

Teriakan nyaring itu mengalihkan atensi mereka berdua. Gerhan menoleh ke belakang, mendapati ekspresi memelas Farrel di tengah-tengah lapangan sedang mendrible bola basket, tampak kewalahan karena dihadang oleh Arka dan dua teman sekelasnya.

“Bantu gueee,” teriak Farrel lagi.

Gerhan mendecih dengan tawa sekilas. “Sorry, gue dipanggil. Gue lanjut main dulu,” pamitnya, bergegas lari ke tengah lapangan tanpa menunggu respon Jojo.

Jojo mengangguk, meski Gerhan sudah tidak melihatnya lagi. Menunduk dan menatap sebotol air mineral di genggaman tangannya. Gadis itu menarik napas, lalu mengembuskan secara perlahan, mencoba tersenyum tipis dan membawa langkahnya pergi dari pinggir lapangan.

彡✿❦彡✿❦彡✿❦彡✿❦

“Ayo ke kantiiiin!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Find Yourself!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang