36: Berhenti Sembunyi

296 49 11
                                    

Helow! Aku datang kembali, ada yang kangen tidak? Ehehehe.
.
.
.

Selamat Membaca

꧁ Selamat Membaca ꧂

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

⚫ ⚫ ⚫

Langkah kecilnya terayun tegas. Semua rasa takut, ragu dan cemas yang sebelumnya dia rasakan seolah menguap bersamaan air mata yang telah mengering. Dia lelah terus menangis. Dia lelah ketika terus menerima kekalahan tanpa perlawanan. Dia benar-benar ingin berhenti terus-menerus bersikap seperti seorang pengecut.

Maka, sekali saja, untuk semua air mata yang telah dia habiskan selama ini, Bunga ingin menang. Melawan rasa takut itu, melawan dirinya dan menyingkirkan semua hal yang membuat rasa sesak di dadanya selama ini.

Saat kedua pasang kakinya tiba di ambang pintu kelas, semua pasang mata tertuju padanya. Seolah-olah Bunga adalah mangsa yang telah dinanti-nanti.

“Hey! Ini dia pemeran utama yang dari tadi kita tunggu-tunggu sudah datang, Bund!” Nayla berseru heboh dari tempat duduknya. “Gue kira lo nggak bakalan masuk hari ini, tapi ternyata lo nggak sepengecut itu.” Perempuan itu berdiri, menyisir langkah untuk mempersempit jarak di antaranya.

Bunga mencoba tenang dengan menarik napas kemudian menghembuskannya secara perlahan. Dia lirik sekilas Nayla—yang berjalan mendekat ke arahnya—dengan tidak minat, Bunga memilih untuk duduk di bangkunya. Perempuan itu bahkan merasakan jika semua pasang mata masih tertuju padanya, ada yang menatapnya sinis dan bahkan saling berbisik membicarakannya.

“Hey!” Nayla memukul meja dengan kuat begitu perempuan itu tiba di depan tempat duduknya. “Nggak ada yang perlu lo jelasin, gitu?” Dia menatap Bunga remeh seraya melipat tangan di depan dada.

“Buat apa?” sahut Bunga tenang. Perempuan gempal itu mengeluarkan buku catatan dari dalam tas dan mengabaikan keberadaan Nayla.

“Woww.” Nayla bertepuk tangan takjub, tapi tak menampik bahwa dirinya menahan kesal setengah mati melihat sikap tenang dari Bunga. Hei, apa perempuan buruk rupa itu meremehkannya?

Nayla mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya, kemudian memampangkan foto itu ke hadapan Bunga. Foto yang bisa membuat siapapun salah paham jika melihatnya. Foto dirinya dan Arka.

“Ini, foto cewek mesum ini, lo nggak mau klarifikasi biar kayak artis-artis atau selebgram gitu?” Nayla masih mengomporinya.

“Ternyata, cewek lugu—” Nayla menggelengkan kepala. “Eh salah, lebih tepatnya ‘sok’ lugu, cewek ‘sok’ polos kayak lo murahan banget, ya? Di bayar berapa lo, Bunga, hm?”

“Dam, Yon! Lo pada nggak mau balas dendam ke dia apa? Gara-gara cewek jalang ini kalian juga kena surat peringatan, ‘kan? Gara-gara cewek ini, Reno masih jalani hukuman skors. Gara-gara cewek ini, Arion, lo dikeluarkan dari keanggotaan OSIS, ‘kan?” Nayla melayangkan tatapannya pada kedua sosok laki-laki yang hanya memantaunya sedari tadi. “Lo bedua nggak mau kasih pelajaran apa?” Perempuan itu tersenyum miring.

Find Yourself!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin