38: Gerhana dengan Segala Tingkah Menyebalkannya

333 47 9
                                    

Selamat Membaca

꧁ Selamat Membaca ꧂

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

⚫ ⚫ ⚫

Lo laper nggak? Mau makan dulu?” Gerhan bertanya nyaring agar suaranya tak tenggelam oleh angin dan suara kendaraan lain yang beradu di tengah jalan. Laki-laki itu sedikit menoleh ke belakang, memastikan Bunga mendengar suaranya.

“Nggak,” sahut Bunga singkat.

Gerhan kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Dia berpikir, memutar otak untuk menemukan cara menghibur Bunga.

“Keknya kalo nonton seruu. Nonton yuk! Lo udah nonton Spiderman: No Way Home belum?” Gerhan melirik respon Bunga dari spion. Berharap Bunga mau mengiyakannya.

“Nggak minat.” Namun perempuan itu langsung menolak dengan datar.

“Kalo jalan-jalan aja gimana? Ada tempat yang pengen lo datangin?” Laki-laki itu masih belum menyerah rupanya.

Bunga berdecak sebal. Dari balik bahu tegap Gerhan, sedari tadi perempuan itu sibuk melamun. Dia kesal pada anak majikannya yang terus mengajaknya bicara di kala moodnya sedang buruk seperti ini. Ditambah, kenapa Gerhan mengendarai motornya lamban sekali? Bunga ingin cepat-cepat sampai rumah!

Perempuan gempal itu membawa tatapannya pada kaca spion. “Nggak mau! Katanya mo antar aku pulang?!”

Gerhan menghela napas pasrah. “Iya, iya. Jangan marah-marah atuh, Neng.”

Bunga melengos. Kembali mengabaikan Gerhan dan membiarkannya mengendarai motor dengan fokus. Padahal dia ingin menyendiri untuk sementara waktu, tetapi laki-laki itu datang dan memaksanya untuk pulang bersama. Jadi, dia tidak merasa bersalah sama sekali karena telah membentak tuan-nya itu. Siapa suruh jadi orang suka berlaku seenaknya?!

“Makasih, Tuan,” ucap Bunga setelah Gerhan menerima helm miliknya. “Hati-hati di jalan.”

Gerhan meliriknya sekilas. Laki-laki itu membuka helm dan menyugar rambut legamnya dengan jari, kemudian turun dari motor. Satu alis tebalnya terangkat. “Emang siapa yang mau jalan?”

Kedua mata Bunga memicing. “Loh, terus?!” tanyanya dengan tidak santai.

“Ngegas mulu,” cibir Gerhan pelan. Sebelum melangkah melewati Bunga, dia menepuk bahu perempuan itu sekali. “Gue mau mampir.”

Bunga tercengang dengan mulut yang sedikit terbuka. “K-kok?”

“Mbak!”

Teriakan yang berasal dari depan pintu membuat mulut Bunga terkatup kembali. Dia berbalik dan menemukan Keysa berdiri di depan pintu sembari memeluk boneka barbie.

Gadis kecil itu menatap Gerhan bingung, kemudian berlari dan bersembunyi di balik tubuh kakaknya. “Kok lama pulang? Key udah lapar,” rengek Keysa manja.

Find Yourself!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz