Part 5

121 21 0
                                    

Happy Reading!

Pukul 15.00 wib Fisha sudah sampai dirumahnya, seperti biasa Fisha dijemput Pak Imam. Entah kenapa Fisha merasa kalau Pak Imam lebih cocok menjadi Papanya.

"Astagfirullah Fisha ngak boleh mikirin itu, ini sudah takdir Fisha" batin Fisha

Fisha langsung menuju kamarnya, didalam kamar Fisha bersih-bersih karena baru pulang sekolah.

"Hahaha jadi selama 3 bulan kedepan rumah yang sepi ini akan bertambah sepi lagi dong?" monolog Fisha.

"Udah ah daripada sedih-sedih lebih baik Fisha bikin brownis" ucap Fisha

*****

Di Dapur

"Eh ada Nak Fisha mau buat apa?" tanya Mbak Sri

"Hihihi ini mbak, Fisha mau bikin brownis dengan resep baru, soalnya tadi Fisha nemu resep ini di youtube" jawab Fisha

"Owalahh, mau Mbak bantuin?" tanya Mbak Sri

"Ngak perlu Mbak, biar buatnya Fisha sendiri aja" jawab Fisha

"Siap, kalau gitu Mbak nyapu halaman dulu yah" kata Mbak Sri

"Okey" jawab Fisha

Setelah berkutat didapur selama 1 jam, brownis Fisha akhirnya selesai. Dia membawa brownis tersebut ke meja dapur. Setelah memotong-motongnya, Fisha memanggil Mbak Sri dan Pak Imam.

"Pak Imam dan Mbak Sri harus cobain brownis buatan Fisha" ucap Fisha sambil memberikan piring yang berisi beberapa potong brownis kepada Pak Imam dan Mbak Sri.

"Duh brownis nya enak banget Nak, kamu pinter buatnya nanti kalau kamu buka toko kue pasti yang beli ramai" Puji Pak Imam kepada Fisha

"Hahhaha Pak Imam ada-ada aja" tawa Fisha

"Yaudah Bapak sama Mbak habisin brownis nya ya, Fisha mau keatas dulu" sambung Fisha

"Siap Nak Fisha" jawab keduanya

*****

Di Kamar

"Hmm... Ngapain yah? Eh iya kan bentar lagi UTS lebih baik Fisha belajar bentar abis itu tidur" kembali Fisha bermonolog

Kurang lebih 2 jam sudah Fisha belajar dan dia juga sudah mengantuk, usai memasukkan bukunya kedalam tas sesuai mata pelajaran dia berbaring di atas kasur.

"Fisha kok mau nangis yah sekarang? Fisha jadi cengeng kalau dirumah. Di rumah hanya ada Pak Imam dan Mbak Sri, rumah sebesar ini sepi yah? Sebagian orang mungkin rumah adalah tempat ternyaman bagi mereka tapi tidak dengan Fisha rumah bagaikan kuburan yang sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Fisha ternyata egois yah, memikirkan diri Fisha sendiri tapi tidak memikirkan Papa dan Mama yang mencari nafkah buat menuhin kebutuhan Fisha. " monolog Fisha sambil meneteskan air matanya.

"Fisha ngak tahu ini akan sampai kapan? Papa dan Mama yang selalu sibuk. Dan Fisha yang selalu merasakan kurang kasih sayang" sambung Fisha.

Karena kelamaan menangis Fisha akhirnya tertidur dengan air mata yang sudah kering pipinya. Bisa dipastikan besok mata Fisha akan bengkak.

Keesokan harinya Fisha berjalan di koridor sekolah menuju ruang kelasnya. Selama dikoridor banyak yang menyapa Fisha, sudah ditebak Fisha selalu membalas sapaan dari mereka sambil tersenyum.

Saat tiba di depan kelas ternyata pintu telah ditutup, Fisha tersenyum syarat akan makna Fisha mempunyai ide dia akan mengagetkan teman sekelasnya. Kan sudah author bilang Fisha anaknya jahil hihihi.

Luka Dalam Tawa (Complete) Where stories live. Discover now