Part 35

136 11 0
                                    

Happy Reading!

Hari yang ditunggu akhirnya tiba, seminggu yang lalu Fisha dan Arkan telah melaksanakan lamaran resmi. Dan sekarang adalah hari pernikahan mereka. Fisha berada dalam kamarnya, ia dapat melihat Arkan duduk di hadapan Papa.

Sesaat kemudian, Fisha meneteskan air matanya karena Arkan membacakan surat kesukaannya yaitu surat Ar- Rahman. Suara indah Arkan mengalun merdu di telinga Fisha. Kini saat saat yang ditunggu yaitu ijab qabul.

"Arkana Hafif Pratama bin Kafka Pratama, saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya Nafisha Aisy Wijaya binti Ali Wijaya dengan mas kawin emas seberat 23 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" ucap Ali sambil menjabat tangan Arkan calon menantu nya.

"Saya terima nikahnya Nafisha Aisy Wijaya binti Ali Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" suara lantang Arkan terdengar di sepenuh ruangan.

"Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu.

"SAHH"

Fisha menitipkan air matanya ketika melihat dari layar monitor bahwa Arkan sudah resmi menjadi suami nya sekarang.

Ceklek!

"Selamat sayang, kamu sekarang sudah menjadi seorang istri. Mulai sekarang turuti permintaan suami mu, karena Arkan adalah surga mu sekarang Sha" nasehat Mama Fisha, Zara.

"Iya, Ma" jawab Fisha sambil mengeratkan pelukannya pada Zara.

"Husstt udah jangan nangis nanti make up nya luntur trus Arkan lari deh" canda Zara. Walaupun ia tau kalau make up Fisha waterproof.

"Mama keluar dulu ya, nanti Arkan kesini" ucap Zara dan langsung meninggalkan Fisha dalam kamar sendirian.

Fisha merasakan jantungnya berdetak abnormal, ia malu jika bertemu dengan Arkan. Apalagi disini nanti mereka pasti akan canggung.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar.

Ceklek!

Fisha mematung melihat siapa yang datang, begitu pula dengan Arkan, Arkan memandang lekat wajah Fisha walaupun tertutup cadar, tapi Arkan suka menatap mata Fisha. Fisha yang ditatap seperti itu oleh Arkan pun memalingkan wajahnya. Arkan terkekeh melihat reaksi Fisha.

"Saya tidak boleh masuk?" tanya Arkan.

"Eh, boleh. Yuk masuk"

Arkan masuk kedalam kamar Fisha. Ia dapat menebak kalau Fisha adalah penyuka warna putih. Dilihat dari dinding dan beberapa perabot yang berwarna putih dengan dipadukan warna hitam.

Arkan menatap Fisha kembali, begitu pula dengan Fisha. Mereka bertatap-tatapan sampai akhirnya Fisha lah yang memutuskan edisi tatap menatap itu.

"Jangan natap saya seperti itu" ucap Fisha dengan pipi yang sudah merah merona dibalik cadar putih nya.

"Kenapa tidak boleh? Saya sekarang suami kamu. Bahkan megang tangan kamu pun sekarang juga boleh" Jawab Arkan.

"Nafisha, bolehkah saya melihat wajah mu?" tanya Arkan.

"Tentu saja boleh" ucap Fisha. Tangannya sudah akan membuka tali cadar nya. Tapi ditahan oleh Arkan.

"Biar saya yang membuka nya"

Arkan membuka tali cadar Fisha secara perlahan. Jantung Arkan berdetak lebih kencang kala melihat wajah cantik Fisha tanpa ditutupi cadar. Istrinya itu cantik bahkan sangat cantik.

Luka Dalam Tawa (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang