Part 19

77 16 0
                                    

Happy Reading!

Lain halnya dengan Fisha, Fatih sekarang sedang uring-uringan karena dalam hitungan hari dia dan Fisha akan berpisah untuk waktu yang lama. Ditambah ia juga pusing bolak-balik mengurus persyaratan untuk pergi ke Mesir.
Siapa yang bilang kalau mengurus keberangkatan ke Mesir mudah? Big No.

"Bunda, Fatih pusing ih ngurus ini itu" ucap Fatih dengan manja pada bunda nya. Ya, Fatih sangat manja dengan bunda nya. Terkadang ayahnya pun cemburu karena kedekatan Fatih dengan bunda nya.

"Dududu anak Bunda pusing karena ngurus surat-surat atau pusing karena mau ninggalin Fisha?" tanya bunda dengan jahil pada Fatih.

"Hehehe Bunda tau aja" jawab Fatih dengan nyengir.

"Apasih yang bunda ngak tau"

"Idihh.. Bunda kok sombong"

"Bunda ngak sombong tapi kenyataan nya memang seperti itu"

"Dihh bunda mah narsis" ejek Fatih pada bundanya.

"Udah ah Fatih pamit main keluar dulu bund. Mau ketemu Iqbal" pamit Fatih

"Iya, pulangnya jangan kesorean. Awas aja pulang maghrib bunda kunciin kamu di luar. Biar tidur di teras rumah" ancam Bunda.

"InsyaaAllah ngak Bund, Fatih usahain pulang cepat"

"Fatih pamit dulu, Assalamualaikum" ucap Fatih sambil mencium tangan bundanya.

"Wa'alaikumussalam"

Fatih keluar dari rumah dan menuju garasi rumah dimana motornya terparkir. Fatih memang mempunyai mobil sendiri hadiah ulang tahun dari kakeknya tapi dia terlalu malas jika bepergian menggunakan mobil karena beralasan sering terjebak macet.

Fatih mengendarai motornya menuju Cafe, tempat dimana ia dan Iqbal bertemu. Setibanya di depan Cafe, Fatih memarkirkan motornya dan masuk ke dalam. Ia mengedarkan matanya melihat dimana keberadaan Iqbal. Tak berselang lama Fatih menemukan Iqbal yang duduk di meja  dekat pojok.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam, eh ente baru datang Fat?" tanya Iqbal sambil bersalaman ala laki-laki.

"Iya, maaf ya soalnya debat dulu sama bunda tadi" ucap Fatih sambil tertawa.

"Ente ada-ada aja masa sama bunda debat. Cuma ente aja yang bisa sob hahaha" sahut Iqbal mendengar alasan Fatih.

"Hahahha" Fatih tertawa.

"Udah ketawa nya heii... Ente ngapain ngajak ane ketemu? Kangen ente sama ane?" tanya Iqbal karena Fatih mengabari untuk ketemu disini.

"Ngak ya enak aja. Ane kesini mau bilang kalau ane Alhamdulillah diterima di Al Azhar rencananya 3 hari lagi ane berangkat kesana." ucap Fatih.

"Apa? WAH ENTE JAHAT AMAT SAMA ANE. ENTE NGAK BILANG-BILANG KALAU ENTE DAFTAR DISANA. PARAH YA ENTE" teriak Iqbal karena Fatih baru memberitahu nya sekarang padahal mereka sudah lama sahabat.

"Kecilin dikit suara ente Bal" desis Fatih karena suara Iqbal yang keras para pengunjung sekarang malah menatap mereka berdua.

"Hehehe maaf-maaf. Ente sih ngak cerita ke ane. Kan jadi nya ane kaget." bela Iqbal.

"Kan sekarang udah ane ceritain Bal"

"Hehhee, trus ente disana ambil jurusan apa?" tanya Iqbal pada Fatih.

"Ane ambil jurusan kedokteran."

"Widihh... Calon dokter ae nih sahabat ane"

"Doain ya Bal, semoga pendidikan ane lancar"

Luka Dalam Tawa (Complete) Where stories live. Discover now