Part 6

103 21 0
                                    

Happy Reading!

Pagi yang cerah akan tetapi bertolak belakang dengan suasana hati Fisha.

Sudah 2 minggu sejak kepergian kedua orang tuanya ke negara Jerman. Akan tetapi disaat Fisha menghubungi mereka selalu sibuk dan ketika Fisha WhatsApp untuk menanyakan keadaan keduanya, satupun tidak dibalas oleh orang tuanya.

"Yaa Allah kenapa Fisha merasa kalau Fisha bukan anak Papa dan Mama?"

Entah sudah yang keberapa kalinya Fisha menggumamkan kalimat yang sama didalam hatinya.

Saat ini Fisha berada di dalam kelas, tadi setibanya di kelas Fisha langsung duduk dengan wajah yang ditenggelamkan diantara kedua tangannya.

" Sha, kamu kenapa?" tanya Nayla, sahabat nya

"Fisha ngak papa kok Nay, Fisha lagi ngak mood aja soalnya lagi pms" Jawab Fisha sambil memaksakan senyuman di wajahnya.

Fisha bukannya tidak mau bercerita masalahnya kepada sahabatnya karena dia merasa kalau permasalahan ini bersifat privasi.

Mendengar jawaban Fisha, kedua sahabatnya hanya ber oh ria.

"Maaf, Fisha berbohong pada kalian. Fisha hanya tidak ingin kalian ikut kepikiran karena masalah Fisha. Biar hanya Fisha yang merasakan sendiri" batin Fisha

*****

Sedangkan dikelas yang sama namun berbeda meja, Fatih sedari tadi memperhatikan Fisha. Melihat tatapan sendu Fisha, Fatih ingin mendekap erat tubuh mungil itu.

Tapi kenyataan kembali menampar Fatih, bahwa dia bukan siapa-siapa dan tidak bisa berbuat banyak terhadap Fisha.

"Eh, ente ngapain perhatiin Fisha dari tadi? Ngak boleh yee" ucap Iqbal, sahabat baru Fatih.

Mendengar suara Iqbal, Fatih terkesiap dan mengalihkan tatapannya kepada Iqbal.

"Ente beneran naruh hati sama Fisha?" Tanya Iqbal

"Sekarang ane tanya sama ente, suka dan kagum kepada seseorang itu hal yang lumrah atau tidak?" Bukannya menjawab pertanyaan Iqbal, Fatih malah bertanya balik kepada Iqbal.

"Perasaan, suka ataupun kagum kepada seseorang merupakan hal yang lumrah" Jawab Iqbal

"Nah mungkin itu yang sedang ane rasakan, Bal. Rasa ingin melindungi dia selalu hadir disaat dia sedang tidak baik-baik saja. Tapi ane sadar bahwa ane bukan siapa-siapa dia" Cerita Fatih kepada Iqbal karena Fatih tau Iqbal bukannya orang yang suka mengumbar aib temannya.

"Terus untuk kedepannya ente mau gimana?" tanya Iqbal kembali.

"Entahlah Bal, mungkin dengan sedikit demi sedikit menghilangkan rasa ini mungkin lebih baik." jawab Fatih

Fatih tidak yakin dengan ucapannya itu akan terlaksana, move on dari perempuan itu terasa sulit bagi Fatih.

Iqbal yang mendengar jawaban Fatih tersenyum,

"Ingat Jodoh, Rezeki, Dan Maut tidak ada yang tau" Ucap Iqbal menatap Fatih

"Terimakasih Bal, telah mendengar cerita ane" ucap Fatih berterima kasih kepada sohib barunya itu.

*****

Beberapa bulan kemudian Papa dan Mama Fisha telah pulang dari Jerman. Dan sekarang mereka bertiga sedang berkumpul diruang keluarga.

Fisha juga duduk disana hanya diam. Bukannya tidak senang atas kepulangan kedua orang tuanya tapi Fisha merasa lelah dengan hidupnya yang sekarang. Dia ingin kembali dimasa kecil dimana orang tuanya sangat menyayangi dan memperhatikan nya.

Luka Dalam Tawa (Complete) Where stories live. Discover now