Part 11

86 17 0
                                    

Happy Reading!

Seminggu setelah Fisha sadar dari komanya, sore ini dia sudah diperbolehkan pulang.
Saat ini Fisha dan Zara mamanya hanya berdua di kamar karena Ali sang papa sedang mengurus administrasi.

Fisha duduk di atas brankar dengan melantunkan shalawat kesukaannya. Sedangkan Zara memasukkan pakaian-pakaian Fisha selama di rumah sakit.

"Hmm Ma, nanti mama ngak kerja lagi kan?" tiba-tiba Fisha bertanya pada Zara.

"InsyaaAllah Ngak Sha soalnya mama kan mau jaga Fisha." jawab Zara.

"Nanti kalau mama ngak kerja trus yang jadi sekretaris Papa siapa?"

"Om Adi yang gantiin Mama. Fisha tenang aja yah ngak usah mikirin itu" nasehat Zara.

"Maaf ya Maa, Fisha sekarang nyusahin Mama dan Papa" ucap Fisha dengan perasaan bersalah.

"Shutt... Fisha jangan mikirin yang ngak-ngak. Dan Fisha juga jangan minta maaf karena ini udah jadi tugas mama. Sekarang kita berusaha buat Fisha bisa liat lagi okey" ucap Zara kembali.

"Iya Maa, Fisha sayang Mama Dan Papa"

"Mama dan Papa lebih sayang Fisha" ucap Zara sambil memeluk dan mencium kepala anaknya.

*****

Tak lama kemudian setelah percakapan ibu dan anak itu, datanglah Papa Fisha ke kamar rawat Fisha.

Cklek!

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bidadari-bidadari Papa"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh"

"Yuk kita pulang, urusan administrasi nya udah selesai" ucap Ali

"Iya Paa, Fisha ngak sabar deh pulang kerumah. Kangen suasana kamar Fisha, rindu Pak Iman dan Mbak Sri. Uhhhh tak sabar nya" ucap Fisha sambil kegirangan.

Mendengar ucapan anaknya itu, Ali dan Zara tersenyum sendu. Tapi mereka tak boleh sedih karena Fisha pasti juga ikutan sedih.

"Yuk, mama bantu yah sayang" ucap Zara.

Dengan sabar Zara memapah Fisha dari kamar rawat sampai parkiran.

"Kalian tunggu sini, Papa mau ambil mobil dulu" ucap Ali.

Setelah mengucapkan itu, Ali bergegas dimana mobilnya diparkirkan. Sedangkan Fisha dan Zara menunggu.

Tit Tit

"Yuk"

Zara kembali membantu Fisha memasuki mobil dan setelah memastikan putrinya duduk dengan tenang dia bergegas duduk disamping Ali.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Kebiasaan Fisha yang setiap menaiki mobil melihat keluar arah jalanan dan membaca setiap tulisan yang dilalui sekarang tidak ada lagi.

Yang semula ya berwarna sekarang berubah gelap. Tanpa seorang tahu Fisha merasa sakit. Bukan sakit fisik tapi hatinya. Sedikit ada perasaan marah kepada Allah kenapa dia diberi ujian yang sangat berat. Ingin menangis meraung-raung ingin melampiaskan kesedihannya.

Tapi itu hanya bisa dipendamnya dalam hati karena jika dia menunjukkan kesedihan orang tuanya pasti ikutan sedih dan kembali merasa bersalah.

Itulah alasan Fisha kenapa dia berusaha tetap tegar disaat dia diuji dengan kehilangan penglihatan nya.

30 menit kemudian Fisha dan orang tuanya sampai di rumah.

"Yuk Mama bantu"

"Iya Ma"

Luka Dalam Tawa (Complete) Where stories live. Discover now