Part 15

95 18 0
                                    

Happy Reading!

Hari ini adalah hari pertama Fisha UN. Semalam dia sudah belajar dengan dibantu sang mama yang membacakan contoh soal.

Pagi-pagi sekali setelah shalat subuh Fisha langsung mandi karena dia sangat antusias mengikuti UN. Dia tidak mempermasalahkan dia ujian dimana yang terpenting dia bisa ujian.

Dan kemarin Fisha sudah pindah ke kamarnya yang berada di bawah. Dan kamarnya juga sudah dilengkapi semacam bel yang bisa membantunya memanggil orang disaat dia butuh bantuan tanpa harus memanggil dan berteriak keras supaya terdengar.

"Assalamualaikumamualaikum, Selamat Pagi Paa" salam Fisha pada Papa nya yang sudah berada di meja makan. Dia masih dibantu Zara untuk berjalan dan dia juga akan ditemani Zara pergi ke sekolah untuk ujian.

"Wa'alaikumussalam, selamat pagi juga princess papa" jawab Ali.

Zara menduduki Fisha di kursi yang berada dekat dengannya.

"Fisha mau makan sama apa?" tanya Zara

"Fisha mau makan sama ayam trus sekalian sama tahu kecap ya Ma" jawab Fisha.

Nafisha Aisy Wijaya adalah seorang pecinta tahu kecap garis keras. (Author sangat dah itu wkwk)

"Ngak pakai sayur?" tanya Zara.

"Ngak Ma, ngak suka" jawab Fisha.

"Ehh ngak bisa gitu dong. Fisha harus makan sayur juga biar cepat sembuh kan sekarang juga ujian" sahut Ali.

"Ihhh Papaaa... Fisha ngak suka sayurrr" rengek Fisha pada Papanya itu.

"No no no harus makan sayur. Papa ngak mau tahu pokoknya princess." telak Ali.

"Ihh Papa jahat, Fisha marah sama Papa" rajuk Fisha.

"Marah aja sama Papa" tantang Ali. Dia tahu Fisha tak akan bisa lama-lama marah dengannya.

"Ihh papa kok gituu" ucap Fisha.

"Udah udah waktunya makan. Ngak boleh anggurin makanan" sela Zara.

Jika sudah ibu negara yang memberikan pasti Fisha dan Ali akan diam.

Fisha makan disuapi Zara tentunya dengan dilengkapi sayur. Walaupun Fisha ngak suka sayur tapi dia tetap makan. Dia juga tau sayur baik untuk dirinya.

Sekarang Fisha dan Zara sudah sampai di sekolah dengan diantar oleh Papanya sendiri. Karena Pak Imam dan Mbak Sri sedang pulang kampung.

"Yuk, kita ke kantor" ajak Zara.

"Yuk Ma" jawab Fisha.

Mereka berjalan di koridor dengan Zara yang memegangi Fisha. Pemandangan seperti itu ternyata jadi tontonan bagi siswa siswi lain. Ada yang prihatin melihat keadaan Fisha ada juga yang mencemoohnya.

"Fisha cepat sembuh ya"

"Fisha kami rindu kamu"

"Neng Fisha sekarang jadi buta ya?"

"Dih, orang buta kok dibolehin ujian"
.
.
Dan masih banyak lagi kata-kata yang dikeluarkan teman sekolahnya sepanjang koridor.

"Maa" ucap Fisha sambil mengenggam tangan Zara erat.

"Shuttt... Anak Mama harus kuat harus sabar. Jangan dipikirin kata orang-orang ya nak"

"Kita hanya memiliki 2 tangan, tidak bisa menutup mulut semua orang. Tapi dengan 2 tangan kita bisa menutup telinga kita jika mereka mengatakan hal yang buruk pada kita." lanjut Zara dengan mengelus bahu Fisha untuk menguatkan anaknya.

Luka Dalam Tawa (Complete) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu