Part 18

87 16 0
                                    

Happy Reading!

"Yuk masuk nanti kamu masuk angin trus saya yang disalahin" ajak Fatih pada Fisha.

"Yuk"

"Mau saya bantu?" tanya Fatih pada Fisha karena Fisha memakai tongkat untuk membantunya.

"Ngak usah, belum mahram" jawab Fisha dengan ketus.

"Heehehe maafin saya"

"Iya ngak papa"

Fatih dan Fisha kembali masuk ke dalam rumah.
Mereka menuju para orang tua yang sedang bersenda gurau.

"Eh anak Mama udah masuk. Sini duduk" ucap Zara ketika melihat anaknya mendekat. Zara membantu Fisha untuk duduk disampingnya.

"Gimana? Udah bicara berdua nya?" tanya Ayah Fatih.

"Udah Yah"

"Nak Fatih kapan berangkat ke Mesir?" tanya Zara pada calon menantu nya itu.

"InsyaaAllah 2 minggu lagi Tan. Soalnya kan harus ngurus paspor dan lain-lain" jawab Fatih.

"Owalah, sebelum berangkat nanti kesini dulu ya. Kita makan bersama nanti" ucap Zara

"InsyaaAllah Tan."

"Hari udah larut nih Pak, Bu. Saya pamit pulang dulu" pamit Ayah Fatih ketika melihat jam ternyata sudah pukul 10 malam.

"Oh iya Pak, tak terasa ya ternyata sudah larut malam" jawab Ali.

"Assalamualaikum" salam kedua orang tua Fatih sambil menyalami orang tua Fisha.

" Om, Tante, Aisy saya pamit pulang dulu. Assalamualaikum" Fatih pamit pada orang tua Fisha.

"Wa'alaikumussalam"

"Hati-hati" ucap Fisha

"InsyaaAllah" jawab Fatih. Ia bahagia karena ternyata Fisha perhatian padanya.

*****

Sekarang Fisha sudah berada di kamarnya, ia mulai merebahkan diri perlahan.

Ia masih tidak menyangka ternyata Fatih yang menjadi tamu dirumahnya. Apalagi kedatangan Fatih dan kedua orang tuanya adalah untuk melamar dirinya.

Ia sangat senang, ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi ia kembali tersadar dia hanyalah seorang gadis yang buta. Sangat tidak cocok jika disandingkan dengan Fatih.

Dia ikhlas jika nanti di Mesir Fatih menemukan seseorang yang dia cintai. Dia akan mundur perlahan dari Fatih.

Fisha berharap kalau memang ia berjodoh dengan Fatih maka Allah akan memudahkan segala nya. Ia tidak masalah jika Fatih hanya melamar nya dulu karena Fatih akan pergi ke Mesir untuk menuntut ilmu.

Tepat jam 03.00 subuh Fisha bangun dan memasuki kamar mandi untuk berwudhu. Ia sekarang sudah terbiasa sendiri karena cukup dibantu tongkat nya. Ia tidak bisa selalu meminta bantuan pada orang lain. Ia juga harus mandiri.

Seperti biasa Fisha shalat tahajud dan melanjutkan muraja'ah nya. Sudah lama dia tidak menghafal al-qur'an. Hafalan yang ditargetkan nya pun tidak dapat ia sampaikan. Ia berjanji kalau besok akan menghafal walaupun agak sulit karena ia hanya dapat mendengar kan.

Setelah shalat subuh Fisha mandi dan ia menekan bel untuk memanggil mamanya karena ia ingin duduk-duduk di gazebo rumah nya. Sedikit menghirup udara segar akan bagus untuk dirinya.

Ceklek!

"Assalamualaikum, kamu sudah bangun Sha?" tanya Zara memasuki kamar Fisha.

Luka Dalam Tawa (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang