Part 30

153 12 4
                                    

Happy Reading!

Fisha sudah pulang dari kampus dan segera beristirahat di kamarnya yang berada dilantai atas. Ya, kamar Fisha dipindahkan lagi ke lantai atas sejak ia bisa melihat kembali.

Setibanya didalam kamar, Fisha membuka kaos kaki, khimar, dan handshock nya. Lalu Fisha merebahkan diri ke atas kasur kingsize nya. Ia menatap langit-langit kamar. Kemana orang yang pernah berjanji akan melamar nya kembali? Fatih hanya meminta Fisha menunggu selama 4 tahun, lalu 1 tahun ini Fatih kemana? Entahlah. Munafik kalau Fisha sekarang tak merindukan Fatih. Segala kemungkinan pasti saja akan terjadi, bukan?

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum" salam Zara

"Wa'alaikumussalam, masuk Ma"

Ceklek!

"Kok mama ngak tahu Fisha pulang?" tanya Zara, ia tidak mengetahui putrinya telah pulang kampus.

"Hehe tadi Fisha pulang dari kampus langsung masuk kamar Ma" jawab Fisha dengan cengiran khas nya.

"Oawalah"

"Eh Sha, kita makan malam diluar yuk bareng Papa" ajak Zara.

"Horee... Oke Ma"

"Fisha siap-siap ya nanti kita perginya abis maghrib aja" ucap Zara.

"Siap Komandan" ucap Fisha dengan posisi hormat.

Zara keluar dari kamar putrinya itu, dan pergi menemui Ali yang berada di gazebo belakang rumah. Zara duduk disamping Ali.

"Pa, malam ini makan diluar ya" minta Zara.

"Tumben diluar Ma, biasanya dirumah trus"

"Sekali-kali Pa, mau ajakin Fisha. Kasian kadang melamun trus"

Ali juga berpikir demikian, akhir-akhir ini memang Fisha sering melamun. Ia sering mendapati Fisha yang entah sedang melamun kan apa.

"Iya Ma, nanti malam kita makan diluar" putus Ali.

"Makasih Pa"

"Sama-sama sayang"

Ali, Zara dan Fisha sudah memasuki restoran dimana mereka akan makan. Seorang pelayan membawa mereka ke ruangan VIP. Tapi walaupun ruangan VIP, mereka dapat melihat orang-orang yang sedang makan didalam restoran. Karena pembatas antara ruangan VIP dengan yang biasa hanya dibatasi kaca.

Mereka makan dengan diselingi candaan. Fisha meluaskan pandangannya. Ia menatap pada satu titik, ia merasa kenal dengan orang yang sedang menikmati makanan itu. Matanya kian memanas karena orang itu bukan hanya sendiri. Melainkan dengan seorang perempuan yang Fisha yakini seumur dengan nya.

"Sha, liat apa?" tanya Zara.

Ia melihat putrinya itu menatap intens orang yang berada diluar.

"Hah? Ngak kok Ma. Ngak liat apa-apa" Jawab Fisha. Ia menahan air matanya untuk tidak jatuh. Ia siapa nya orang itu, tidak ada hubungan yang mengikat, hanya sebatas lamaran saja. Ya, orang itu adalah Fatih yang entah dengan siapa.

Fisha terus melihat kedua orang tersebut, tak lama kemudian orang itu pun pergi dari dalam restoran. Tapi hati Fisha kembali terluka karena ia melihat tangan Fatih mengenggam tangan perempuan itu.

Jika saja kita tidak saling mengenal, maka saat ini aku tidak akan jatuh di palung penderitaan yang dalam.

Fisha dengan susah payah menahan sesak dalam dadanya. Hatinya terluka, kembali. Fisha menangis dalam kamarnya, ia merasa kalau Fatih hanya memberinya harapan. Sakit, itulah yang Fisha rasakan. Ia menunggu Fatih selama ini. Tapi apa yang ia dapatkan dari menunggu yang tidak pasti? Fatih sudah berjanji padanya, tapi kenapa Fatih tidak menemui nya? Karena keasikan menangis, Fisha akhirnya tertidur.

Luka Dalam Tawa (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang