Part 40 (End)

279 19 0
                                    

Happy Reading!

Hari demi hari kandungan Fisha semakin besar, setiap hari ada saja keinginan Fisha yang harus Arkan penuhi. Pernah waktu itu, Fisha ngidam ingin membeli rujak malam-malam.

Bukan hal yang sulit bagi Arkan untuk mendapatkan rujak. Tapi masalahnya Fisha merengek memasukkan nanas kedalam rujaknya. Arkan sudah pasti tidak menuruti keinginan Fisha itu. Alhasil selama 2 hari Fisha mogok berbicara dengan Arkan.

Hal itu tidak berlangsung lama karena Arkan memberi penawaran kepada Fisha untuk pergi berlibur ke Bali. Sekarang, Fisha dan Arkan sedang di kamar mereka.

"Kira-kira anak kita perempuan atau laki-laki ya Mas?" tanya Fisha sambil memainkan rambut Arkan yang sedang tidur berbantalan paha Fisha. Arkan menoleh melihat ke wajah Fisha yang sangat damai.

"Mas tidak mempersalahkan kelamin anak kita apa. Yang penting kamu dan dia sehat"

Memang benar, Fisha dan Arkan merahasiakan jenis kelamin anaknya. Karena Arkan yang meminta, Fisha mah ikut-ikut saja walaupun ia kesulitan dalam menentukan barang - barang yang akan mereka belikan untuk bayi mereka. Walaupun Arkan sudah membeli perlengkapan yang warna netral, tapi tetap aja Fisha ingin membeli barang buat bayinya sendiri.

"Dia sebentar lagi lahir ya sayang? Pasti dia tampan seperti saya dan cantik seperti kamu." goda Arkan.

"Aamiin"

"Mas, Fisha ngantuk bacain surat Maryam ya" pinta Fisha.

Ia benar-benar lelah dan ngantuk karena tadi, Fisha melakukan banyak aktivitas. Ya sebenarnya tidak banyak juga tapi dalam keadaan dia yang sedang mengandung 9 bulan, beraktivitas ringan terasa berat.

"Iya, kamu tidur gih." Arkan mulai membacakan surat kesukaan Fisha selama mengandung. Arkan dengan setia mengelus pelan perut istri kesayangannya itu. 

"wa kam ahlaknaa qoblahum ming qorn, hal tuhissu min-hum min ahadin au tasma'u lahum rikzaa"

Arkan mengakhiri bacaannya dengan tangan yang setia berada di perut istrinya. Setelah itu, Arkan memposisikan tubuhnya untuk tidur.

*****

Pukul 03.00 seperti biasa, Arkan dan Fisha bangun untuk sholat sunnah tahajud. Sewaktu rakaat terakhir, Fisha merasakan perutnya sakit. Bukan sakit yang biasanya ia alami. Fisha berusaha menyelesaikan sholatnya. Setelah salam, Fisha memanggil Arkan yang sedang berdo'a.

"Mass, hiks hiks"

Arkan yang mendengar suara Fisha langsung menoleh kebelakang melihat keadaan istrinya.

"Ya Allah, sayang" Arkan terkejut menyadari bahwa istri nya kesakitan.

"Sayang, kenapa heyy" Arkan menepuk-nepuk pipi Fisha karena Fisha terus menangis.

Arkan tak sengaja melihat kearah rok mukena yang dikenakan Fisha, ternyata air ketuban Fisha sudah pecah. Arkan langsung melepaskan sarung dan pecinya. Ia juga mengenakan cadar Fisha, Arkan menggendong Fisha ala bridal style ke dalam mobil.Setelah meletakkan Fisha di mobil, Arkan kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil tas yang berisi perlengkapan untuk Fisha dan calon bayinya. Beruntung sekali Arkan karena ia dan Fisha telah mempersiapkan semuanya seminggu sebelumnya.

"Aarghh Mas, sakittt" Ucap Fisha dengan meremas tangan Arkan.

"Tenang sayang, tarik nafas terus buang. Sabar ya sebentar lagi kita ketemu dia" ucap Arkan, ia dengan setia mengelus perut Fisha dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan memegang stir mobil.

Luka Dalam Tawa (Complete) Where stories live. Discover now