Part 10

116 16 0
                                    

Happy Reading!

Sebulan sudah Fisha terbaring diatas brankar rumah sakit tidak sadarkan diri dari komanya.
Ali dan Zara juga sudah mendatangkan dokter dari Singapura untuk kesehatan Fisha. Tapi dia sampai hari ini belum juga sadar.

Setiap hari Ali dan Zara menginap di rumah sakit, sahabatnya pun Lathifa dan Nayla setiap hari juga datang sepulang sekolah. Begitu juga dengan  Fatih dia datang sekali 2 hari kesini.

"Aisy, sudah sebulan kamu disini. Ngak mau apa bangun dari tidur mu?" monolog Fatih sambil duduk di kursi yang disediakan disamping brankar karena hari ini dia jenguk Fisha,

Sedangkan Ali dan Zara duduk di sofa yang juga tersedia didalam kamar rawat Fisha.

" Iya Nak, kamu ngak mau bangun? Sahabatmu setiap hari kesini loh nengokin kamu tapi kamu nya belum sadar. Cepat sadar ya sayang" ucap Zara.

Tak lama kemudian jari - jari tangan Fisha bergerak. Perlahan demi perlahan mata cantik nya mulai terbuka.

Fatih yang melihat itu langsung mengatakan kepada Ali dan Zara.

"Om, Tante kesini Aisy sudah sadar" ucap Fatih

Mendengar ucapan Fatih, Ali dan Zara berlari mendekati brankar. Seketika mata mereka berkaca - kaca karena melihat putrinya sadar dari koma.

"Sayang, hei ini Papa dan Mama"

Tapi yang mereka lihat Fisha hanya menatap ke arah mereka dengan tatapan kosong.

"Sayang"

Ali kembali memanggil putrinya, tapi lagi dan lagi hanya tatapan kosong.

"Pa, Ma kalian dimana? Kok gelap sih, hidupin lampunya ma"

Ali, Zara dan Fatih yang berada di kamar itu bagai tersambar petir mendengar ucapan Fisha.

"Maa, Paa kok masih gelap sih Fisha ngak bisa liat kalian" ucap Fisha dengan lirih.

"Tenang ya sayang Papa panggil dokter dulu"

Ali segera keluar untuk memanggil dokter dan tak lama kemudian dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Fisha.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Ali

"Alhamdulillah semuanya dalam keadaan stabil pak. Tapi saya harus memberikan kabar ini. Fisha mengalami kebutaan pak disebabkan benturan yang mengenai kepalanya dan serpihan kaca"  jelas dokter yang menangani Fisha.

"Hiks Yaa Allah" pecah sudah tangis mama Fisha mendengar penjelasan dokter.

Sedangkan Fisha yang juga mendengar penjelasan dokter tersebut langsung histeris. Impiannya belum tercapai dan cita-cita nya yang menjadi seorang penulis harus pupus.

"Maa, Paa ini ngak benar kan? Dokter pasti bohong. Mending dokter periksa lagi deh Fisha. Diagnosis dokter mungkin salah" racau Fisha disela tangisannya.

"Sabar sayang mungkin Allah ingin menguji kita untuk sabar. Papa dan Mama akan selalu disamping kamu, kamu ngak sendirian sayang hiks" ucap Zara memeluk sang putri.

"Iya sayang Papa berusaha mencari donor mata supaya kamu bisa melihat lagi. Jangan nangis lagi sayang" sambung Ali.

Fatih yang juga berada disana mengusap matanya karena cairan yang keluar dari pelupuk matanya.

Dia tidak sanggup jika berada diposisi Fisha.

Beberapa saat setelah fisha sadar dari koma. Fisha bertanya ke Zara mamanya

"Ma, cita-cita Fisha jadi penulis ngak tercapai dong yah. Trus sekolah Fisha gimana?" Tanya Fisha kepada Mamanya

"Fisha masih bisa kok sekolah dan lanjutin cita-cita-cita fisha tapi nanti. Sekarang Fisha harus berusaha dan berdo'a kepada Allah supaya bisa melihat lagi" jawab Mamanya.

"Eh Fisha tau ngak? Disini kita ngak bertiga aja looh. Coba tebak siapa satu lagi yang berada disini." tanya Zara sambil mencairkan suasana yang sedih.

"Hmm... Pasti Nayla atau ngak Lathifa yah Ma. Soalnya kan mereka kan sahabatan sama Fisha" jawab Fisha

"Kamu salah. Lathifa dan Nayla juga sering kesini. Tiap hari malah sepulang sekolah. Coba tebak lagi, siapa? "

"Ihh mama Fisha ngak tau."

Ali dan Fatih yang mendengar ucapan Zara dan Fisha menahan tawa mereka. Mereka duduk di sofa.

"Siapa yaaa??? Dia... FATIH teman sekelas kamu kan ya? Dia ada disini loo"

"Hah? Fatih?" Fisha membeo

"Iya, teman kamu hehehe"

"Fatih kok kamu ada disini?" Fisha bertanya ks Fatih

"Ya ngak papa kan Fatih disini temenin Papa" sahut Papa Fisha.

"Ih Pa, Fisha nanya ke Fatih bukan ke Papa" ucap Fisha sambil cemberut.

"Ututu jangan ngambek yah anak papa yang cantik" gurau Ali, Papa Fisha.

"Fatih kok kamu disini? Sejak kapan?" Fisha kembali bertanya ke Fatih.

"Saya jenguk kamu. Sejak tadi saya disini" jawab Fatih sambil tersenyum kepada Fisha walaupun dia tau Fisha ngak akan melihat senyumannya.

"Ohh makasih Fatih udah jengukin Fisha"

"Iya"

Beberapa saat kemudian Fatih pamit pulang karena hari sudah sore dan dia juga tidak mau membuat Fisha bertanya lagi kenapa dia berada disini.

"Om, Tante, Fisha. Saya pamit pulang dulu udah sore juga" pamit Fatih

"Iya, Hati-hati dijalan" jawab Orang tua Fisha

"Fii Amanillah" ucap Fisha

Fatih segera keluar dari kamar Fisha dan langsung pulang.

Sementara itu di dalam kamar rawat nya Fisha hanya diam. Dia sekarang buta tidak bisa apa-apa tidak bisa lanjutin mimpinya jadi penulis.

Mengingat hal itu Fisha tak bisa menahan tangisan nya. Walaupun dia sudah berusaha supaya tidak keluar tapi air itu ternyata tetap keluar.

Ali dan Zara yang melihat itu merasa tidak tega melihat keadaan anaknya. Ali yang melihat sendiri kecelakaan itu dimana Fisha tertabrak pun merasa bersalah kenapa dia memarkirkan mobil di seberang jalan.

"Nak, sudah jangan nangis lagi. Nanti Mama ikutan nangis liat Fisha" ucap Zara.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum semuanya jangan lupa Vomentnya❤️

Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
1 Juni 2021



Luka Dalam Tawa (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang