Part 27

92 12 0
                                    

Happy Reading!

Sudah 3 hari Lathifa tidak sadar dari mimpinya, Abi dan Umi pun selalu setia menunggu Lathifa untuk bangun. Hari-hari mereka terasa berat, Ali tidak pergi ke kantor karena ia ingin menjaga putrinya begitu juga dengan Ilham laki-laki yang sekarang kelas 10 SMA itu tidak pergi sekolah karena ia ingin selalu dekat kakak nya itu.

Jari tangan Lathifa bergerak menandakan bahwa pemiliknya sadar. Abi yang melihat jari tangan Lathifa bergerak langsung memanggil umi.

"Mi, liat mi jari tangan Lathifa bergerak" ucap Abi memberitahu.

Umi langsung menuju brankar Lathifa. Sedikit demi sedikit mata Lathifa terbuka menandakan sang pemilik telah sadar.

"Abi, Umi" panggil Lathifa dengan lirih.

"Iya sayang ini Umi, mau apa sayang?" tanya Umi

"Abi, Umi kakak minta maaf selama ini kakak belum jadi putri yang baik dan sholehah buat Abi dan Umi. Sekarang kakak ngak kuat, tubuh kakak sakit Mi. Tubuh kakak ngak ada tenaga seakan semuanya lumpuh Mi"

Umi dan Abi yang mendengar ucapan sang putri menahan tangis. Mereka tidak boleh menangis di depan sang putri. Mereka harus kuat.

"Sabar sayang. Anak Umi kan kuat kakak pasti sembuh dan kembali sehat"

"Kakak ngak kuat Mi" lirih Lathifa.

"Umi, Abi, kakak minta izin pada kalian"

"Apa sayang?" tanya Abi sambil mengelus kepada Lathifa yang tertutup hijab.

"Kakak mohon pada Umi dan Abi izinin kakak untuk donorin mata kakak untuk Fisha. Kakak mau Fisha bisa melihat lagi Mi. Kakak lelah Umi, tubuh kakak sakit. Tolong izinin ya Abi, Umi. Biar kakak bisa pergi dengan tenang. Umi kakak juga minta tolong buat ngasih kotak yang kakak simpen di laci kamar buat Nayla dan Fisha ya Mi" ucap Lathifa dengan suara yang hampir habis.

"Ngak sayang kamu pasti bisa sembuh" ucap Umi dengan tangisan yang tak tertahan lagi saat Lathifa berkata demikian.

Lathifa hanya tersenyum mendengar ucapan umi nya. Dia melihat ke arah dimana Ilham berdiri.

"Ham, kakak minta maaf sama Ilham karena selama ini kakak sering jahilin ilham. Kakak hanya berpesan pada ilham, tolong jaga Umi dan Abi ya Ham. Hanya ilham harapan kakak. Jangan buat Abi dan Umi sedih. Cukup kakak yang buat Abi dan Umi sedih" pesan Lathifa pada adik kesayangan nya itu.

"Iya Kak, adek janji jagain Abi dan Umi. Kakak harus sehat kakak harus sembuh, adek tungguin kakak sampai sembuh" pecah sudah tangis Ilham. Ia tak rela jika kakak nya itu pergi darinya. Umi dan Abi pun sudah menangis mendengar ucapan Lathifa.

"Kakak sudah sehat Ham, jangan sedih jangan nangis. Ingat pesan kakak. Abi, Umi Ilham bimbing kakak ya" lirih Lathifa.

Ia bersusah payah sedari tadi untuk berbicara, tubuhnya sangat sakit. Nafas nya perlahan-lahan mulai menipis. Abi yang melihat putrinya langsung membimbing Lathifa sesuai keinginan putrinya.

"Laa ilaaha illallah" bimbing abi sambil mencium kening putri nya. Ia tak kuasa melihat semua ini.

"Laaa.. Iii..llaa..hha illa..llahh" Lathifa tersenyum ketika selesai mengucapkan kalimat Allah. Kesadaran mulai terenggut dari tubuhnya. Kini adalah waktunya untuk pulang. Ia rindu dengan Allah. Sekarang ia tak perlu khawatir lagi Abi dan Umi nya sedih. Rasa sakit yang dia rasakan selama ini sudah berakhir. Semua nya sudah selesai, tugasnya di dunia sudah selesai.

Melihat Lathifa menutup mata, Abi langsung mengecek nadi Lathifa.

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun"

Luka Dalam Tawa (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang