Bab 16. Beranda

578 91 61
                                    

Entah pada purnama ke berapa sebelum hari ini, cerita-cerita itu dirangkai oleh sang Tuan dengan sempurna. Menggoreskan tinta-tinta berwarna hitam yang hampir memudar pada buku bersampul biru yang sejak tadi membuai matanya agar tak ke mana-mana, membaca rangkai cerita dari satu purnama ke purnama lain tentang manusia bernama Vito Madaharsa dan sang Puan yang ia ketahui adalah Nyimas Ratu Rafa.

Entah pada musim ke berapa, warna-warni yang penuh romantika itu Vito tuangkan ke dalam buku tebal dengan tempelan-tempelan gambar penuh romantisisme yang memuat wajahnya dan sang Puan dari masa ke masa—sejak masih sama-sama berbaju putih abu-abu hingga sedewasa sekarang, sejak masih menjadi asing hingga akhirnya menjadi asing kembali.

Chika tidak tahu jika selama ini lelaki itu memiliki cerita dengan perempuan lain selain dirinya. Tidak pernah ingin mencari tahu juga tentang apa dan bagaimana lelaki itu dengan masa lalunya sebelum dia, yang sebenarnya, bisa dikatakan jauh lebih dalam dari cerita yang ia dan Amir renda. Ada ketulusan-ketulusan yang Vito untaikan lewat kalimatnya, ada bahasa cinta yang melebihi perkiraannya pernah pria itu berikan pada wanita lain selain dirinya—cara Vito menuliskan bagaimana wanita itu tersenyum, tertawa, berjalan, hingga di sebelah mana biasanya perempuan itu memasang jepit berwarna hitam yang sialnya selalu sempat pria itu abadikan lewat tangkapan kamera yang tak pernah diduga-duga.

Ada banyak hal yang ternyata Vito simpan sendirian. Tentang patah hatinya, tentang rasa bersalahnya, juga tentang dilematisnya ia kala bersitatap dengan permasalahan yang pada akhirnya menyatukan keduanya di dalam akad yang tanpa rencana. Chika—jadi merasa berdosa karena pernah menempatkan dirinya sebagai yang paling patah karena perbuatan Vito beberapa bulan lepas.

Mari relakan apa yang tak lagi bisa genap. Kalau kamu bilang ini susah, iya, memang susah. Namun, masih harus dicoba demi melihat pikiran dan perasaan rehat lebih tenang.

Ratu, saya tutup buku ini—buku kita. Semoga kelak bisa menjadi cerita bagi anak-anak kamu dan saya, jika sebelum ada ayah dan ibu mereka yang mendampingi kita, sudah lebih dulu ada manusia yang bersedia disebut sebagai rumah meskipun sementara.

Bersamaan dengan usainya lembaran usang itu, Chika tutup pula buku yang semula ia pangku. Menundukkan kepala, menarik dalam napasnya yang tiba-tiba dihujani rasa bersalah. Ia tak mengerti alasannya apa, tapi membaca tulisan-tulisan Vito tentang Ratu, sedikit banyak membuat ia paham jika yang hancur dalam cerita ini bukan hanya hubungannya dengan Amir, tetapi Vito dan Ratu juga. Tidak hanya Chika yang harus memulai semuanya dari titik awal lagi, tapi juga Vito yang harus menata ulang hatinya kembali.

Mungkin benar jika hancurnya semua ini berawal dari Vito yang mengkultuskan diri sebagai bajingan pada malam itu. Namun, Chika juga tak lantas pantas terus menerus menempatkan diri sebagai manusia yang harus selalu dipahami egonya, bukan? Sebab keduanya tetap telah menjadi satu, bukan lagi dua. Mereka telah menjadi sepasang genap yang berasal dari asing yang Tuhan persatukan dalam akad yang mengikat mereka pada kesepakatan bersama Tuhan pagi itu.

Derit pintu yang bergesekkan dengan lantai membuat kepalanya tertoleh ke arah lain. Buru-buru mengembalikan buku itu ke tempat semula dengan gerakan yang setenang mungkin, menyambut Vito yang baru saja masuk dan menguntaikan senyum ke arahnya.

"Kok, belum siap-siap? Katanya mau ikut ke Kulacino" ia menjatuhkan dirinya di sebelah Chika. Duduk menatap sang Istri dengan sebelah alis yang terangkat tinggi, menanti jawaban dari sang Puan yang justru menggelengkan kepala sebagai jawaban pengganti.

"Aku—enggak jadi ikut, ya, Mas?"

"Kenapa? Tadi semangat banget." Tangan Vito terangkat rendah. Membetulkan beberapa anak rambut Chika yang berjatuhan di wajah samping sang Puan untuk kemudian dikaitkannya ke belakang telinga. "Ayo, ikut. Kamu belum pernah ikut ke Kulacino 'kan? Ada live concert malam ini."

PRESTIGE [Completed]Where stories live. Discover now