[B2] The Master of Spirit Plants (穿越之灵植师)

Chapter 267

Merampas Madu (II)

Xiao Jingting memberi isyarat dari ruang pakaian giok ke Raja Kalajengking untuk bersembunyi ke sungai. Pada saat memasuki sungai, Xiao Jingting menempatkan raja kalajengking ke ruang dan membiarkan liontin giok tenggelam ke dasar sungai.

Segerombolan lebah emas berkeliaran di tepi danau untuk waktu yang lama, menolak untuk pergi.

Xiao Jingting mengendalikan liontin giok dan pergi dari ujung lain sungai.

…

Kerusuhan Lebah Emas menarik perhatian banyak kultivator. Kelompok besar lebah emas berkeliaran di sekitar danau dan menolak untuk pergi, yang mengejutkan banyak kultivator.

"Kamu telah mendengar? Seseorang merampas madu yang dibuat oleh ratu lebah emas dari mulut harimau, dan sekarang hasilnya, lebah emas menjadi gila."

"Lebah emas sangat kuat, siapa yang mampu melakukan itu?"

"Siapa yang tahu, orang ini pasti punya cara khusus."

“Madu ratu lebah emas! Dikatakan bahwa madu ini tidak hanya efektif untuk mencapai Golden Core tetapi juga memiliki efek luar biasa pada terobosan tahap realm Golden Core.”

“Ada batasan di realm rahasia ini dan kultivator lebah emas tidak dapat melebihi Foundation Building, jadi jika madu dibuat oleh ratu lebah emas, bahkan kultivasi Nascent Soul akan digerakkan.“

"Orang itu seharusnya mundur ke dalam air. Aku mendengar bahwa sekelompok besar penjaga lebah emas sedang berpatroli di sepanjang danau itu."

"Orang ini diam-diam menghasilkan banyak uang. Namun, para kultivator yang awalnya berada di wilayah lebah emas sangat tidak beruntung. Tidak dapat menemukan orang yang tepat, lebah emas memburu para kultivator yang memasuki wilayah mereka yang mengakibatkan banyak korban!"

……

"Paman Xu, ke mana Paman Xiao pergi?" Chen Xu bertanya dengan cemas.

Xu Muan berpikir sejenak dan berkata: "Jangan khawatir." Lebah emas sedang melakukan kerusuhan, jika sesuatu terjadi pada Xiao Jingting, lebah emas itu seharusnya berhenti, tetapi sisi lain tidak, jadi Xiao Jingting seharusnya tidak hanya berhasil, tetapi juga harus melarikan diri.

“Paman Xu, paman Xiao tidak berada di wilayah lebah emas, bukan? Wilayah itu sangat kacau sekarang, jika paman Xiao ada di sana, dia mungkin akan jatuh ke dalam bahaya.” Kata Chen Xu dengan gelisah.

Xu Muan: "..." Orang itu lebih dari beruntung. Xiao Jingting juga harus bisa kembali dengan utuh.

Xiao Xiaodong juga tidak berpikir seperti ini dan berkata kepada Chen Xu: "Jangan khawatir, ayahku diberkati oleh Surga. Selain itu, dia seharusnya tidak pergi ke wilayah lebah emas."

Chen Xu memandangi penampilan Xiao Xiaodong yang tenang dan tenang dan berpikir: 'Jika Xiao Xiaodong begitu percaya diri, maka Xiao Jingting akan baik-baik saja.'

“Aku tidak tahu kultivator mana yang benar-benar merampas madu ratu Lebah Emas, tetapi dia benar-benar mampu!” Kata Chen Xu, penuh kekaguman.

Xiao Xiaodong mengangguk dan berkata: "Yah, sangat cakap dan mengesankan."

……

"Adik laki-laki junior Chen, sungguh kebetulan bertemu denganmu lagi!"  Qiao Xiang berbalik ke arah Chen Xu dan berjalan.

"Kakak laki-laki senior Qiao, sungguh kebetulan."

"Adik laki-laki junior Xiao, kenapa aku tidak melihat ayahmu? Dia tidak menemui kematian sebelum waktunya, kan?" Kata Qiao Xiang.

Xiao Xiaodong mengerutkan kening dan berkata dengan tidak puas: "Tidak, ayahku baik-baik saja."

Qiao Xiang mengangguk dan berkata: "Aku senang dia baik-baik saja. Adik laki-laki junior Chen, apakah kamu mendapatkan Prosperous Star Flower?"

Chen Xu menggelengkan kepalanya dan berkata: "Belum."

Qiao Xiang berpikir: 'Xiao Xiaodong dan kelompoknya benar-benar tidak berguna. Mereka tidak hanya lemah, tetapi mereka bahkan tidak bisa mendapatkan Prosperous Star Flower.'

"Adik laki-laki junior, jika kamu tidak keberatan, kakak laki-laki senior ini memiliki beberapa tambahan, jadi aku bisa memberikannya kepadamu." Qiao Xiang dengan murah hati berkata.

Chen Xu membeku sejenak dan berkata: "Terima kasih, kakak laki-laki senior."

Xiao Xiaodong melirik kotak yang diserahkan Qiao Xiang dan berkata: "Mereka baru berusia sepuluh tahun.  Mereka tidak banyak berguna."

Semakin tua mereka, semakin baik efek yang mereka miliki. Di antara empat Prosperous Star Flower yang diberikan oleh Qiao Xiang, satu berusia 30 tahun dan tiga lainnya berusia sepuluh tahun.

Qiao Xiang mengerutkan kening dan mengutuk Xiao Xiaodong karena usil.  "Tuan Muda Xiao, mungkinkah kamu memiliki Prosperous Star Flower dengan kualitas yang lebih baik?"

“Belum, tapi akan ada nanti.” Kata Xiao Xiaodong.

“Tuan Muda Xiao benar-benar percaya diri.” Kata Qiao Xiang dengan nada meremehkan.

"Prosperous Star Flower ada di sini." Xiao Jingting berjalan mendekat dan berkata.

Qiao Xian, melihat Xiao Jingting, mengerutkan kening. Ketika dia awalnya melihat Xu Muan dan yang lainnya berjalan bersama, dia berpikir bahwa Xiao Jingting sudah mati, jadi melihat dia muncul sekarang, dia tidak bisa menahan perasaan kecewa.

Xiao Jingting membuka kotak itu dan lima Prosperous Star Flower terungkap, semuanya berusia 60 tahun.

Xiao Jingting memandang Qiao Xiang dan berkata: "Tuan Muda Qiao, kami berempat tidak bisa menggunakan lima bunga jadi aku bisa memberikan yang ini."

Qiao Xiang memelototi Xiao Jingting dan berkata: "Itu tidak perlu." Setelah mengatakan itu, dia dengan marah pergi.

"Paman Xiao, kamu benar-benar hebat! Aku tidak percaya kamu mendapatkan Prosperous Star Flower yang begitu tua." Chen Xu berkata dengan kagum.

Xiao Jingting tersenyum dan berkata: "Itu semua berkat jimat batu-mu, kalau tidak, mereka tidak akan semudah itu mendapatkannya."

Chen Xu tersenyum dan berkata: "Itu bukan apa-apa."

“Sebenarnya, Prosperous Star Flower itu bukan apa-apa.” Xiao Jingting mengeluarkan kotak lain dan berkata: "Ini yang bagus."

Xiao Jingting membuka kotak itu, dan Chen Xu melihat Prosperous Star Flower berusia seratus tahun di dalam kotak itu. Melihat mereka, Chen Xu menjadi lebih terkesan dengan Xiao Jingting.

“Paman Xiao, kemana saja kamu sebelumnya?” Chen Xu bertanya.

Xiao Jingting tersenyum dan berkata: “Aku tidak pergi kemana-mana. Aku hanya keluar sebentar.”

Chen Xu mengangguk dan berkata: "Begitukah ?!"