[B2] The Master of Spirit Plants (穿越之灵植师)

Chapter 307

Menampilkan Bakatnya (2)

Xiao Jinting dan Xiao Xiaojin kembali ke kereta.

“Nak, kerja bagus.” Xiao Jinting menepuk bahu Xiao Xiaojin dan berkata dengan gembira. Dia senang memiliki seorang putra yang pandai mendapatkan batu spiritual.

“Kamu telah mengajariku dengan baik. Ayah, banteng iblis itu terlihat bagus. Aku bisa membuat daging sapi rebus, meskipun dagingnya mungkin keras.”

Ayah dan putra itu saling memandang dan mulai tertawa.

“Ayah, bagaimana kamu melakukannya? Kamu membunuh banteng dengan satu pukulan.” Xiao Xiaojin bingung.

"Kredit pergi ke manual pemurnian tubuh." Kata Xiao Jinting.

Xiao Xiaojin berkedip dan berkata: “Oh, begitu. Metode mahal itu ternyata berguna.” Xiao Xiaojin tahu betul bahwa jika Xiao Jinting tidak mengolah Manual Heavenly Demon Body Refining sialan, dia mungkin telah berkembang lebih cepat dalam kultivasinya.

Xiao Jinting mengepalkan tangannya dan berkata: “Manual itu sangat berguna. Sayang sekali tidak ada di antara kalian yang suka mengolahnya.”

“Kami tidak punya banyak waktu sepertimu, Ayah.” Kata Xiao Xiaojin.

Xiao Jinting menghela nafas dalam hati. Setelah kecepatan waktu di ruang kultivasi waktu di ruang giok menjadi satu banding lima, itu berhenti menurun. Xiao Jinting mencoba beberapa kali, tetapi dia gagal membawa orang lain ke ruang kultivasi waktu.

…

"Nona, kamu memiliki mata untuk bakat." Ye Fang berjalan mendekat dan berkata kepada Ye Jinlan.

“Tapi Xiao Jinting lebih baik dari yang kukira.” Xiao Jinting berada di level menengah Golden Core, istrinya dan Lima Raja Tornado berada di level awal Golden Core. Faktanya, keluarga Xiao memiliki jumlah kultivator Golden Core yang hampir sama dengan keluarga Ye.

“Dia membunuh seekor banteng iblis di level menegah Golden Core dengan satu pukulan.” Banteng itu terkenal dengan ketangguhannya, namun Xiao Jinting mampu menghancurkan organ tubuhnya dengan satu pukulan.

"He Li tidak beruntung." Ye Fang menyombongkan diri.

Ye Fang tersenyum dingin. He Li datang untuk mencari masalah, tetapi banteng iblisnya terbunuh dan tubuhnya diambil oleh Xiao Xiaojin. Dia kehilangan umpan bersama dengan ikan.

Memikirkan wajah bulat dan polos Xiao Xiaojin, Ye Fang tidak bisa menahan tawa. “Lima Raja Tornado layak mendapatkan reputasi mereka. Aku pikir He Li akan marah untuk waktu yang lama.”

Ye Jinlan melirik Ye Fang dan berkata: "Ayo pergi. Ini baru permulaan. Masih terlalu dini untuk bahagia."

Ye Fang menjadi muram.

"Ayah, aku ingin tahu apakah orang lain akan datang mencari masalah." Kata Xiao Xiaojin dengan antisipasi sambil mengangkat tirai kereta.

Xiao Jinting tersenyum dan berkata: "Kurasa tidak."

Xiao Xiaojin menghela nafas dan berkata dengan kecewa: "Tidak? Itu membosankan."

Xiao Jinting terdiam.

…

Mereka melakukan perjalanan selama dua hari sebelum akhirnya mencapai rumah Ye, dan Xiao Jinting menetap di halaman.

Xiao Xiaojin berjalan di sekitar ruang tamu dan berkata: "Ayah, rumah Ye sangat besar, jauh lebih baik daripada bukit kami."

Xiao Jinting pada awalnya telah menyewa bukit. Ketika tuan tanah tahu bahwa seluruh keluarga telah maju ke Golden Core, dia memberikan bukit itu kepada Xiao Jinting secara gratis.

“Dua belas keluarga Aliansi Bisnis sangat kaya. Meskipun keluarga Ye sekarang menuruni bukit, mereka dulunya kuat.” Xiao Jinting mengusap dahinya.

Xiao Xiaojin cemberut dan berkata: “Ayah, mereka adalah Golden Core, begitu juga kamu. Mereka tinggal di rumah yang begitu megah, sementara rumah kami kumuh.”  Hanya ada rumah bambu di atas bukit tempat Xiao Jinting dan yang lainnya tinggal.

“Apa gunanya membangun rumah yang bagus di atas bukit? Kamu selalu berpikir untuk pergi keluar.” Kata Xiao Jinting tidak setuju.

Xiao Xiaojin terdiam.

"Keluarga Ye tidak sopan. Kita adalah tamu terhormat, dan orang-orang ini tidak mengadakan penjamuan penyambutan untukku. Tidak heran mereka tidak bisa menyimpan bakat apa pun ..." Xiao Xiaojin mengeluh.

Xiao Jinting memutar matanya dan berkata: “Ayolah, keluarga Ye sedang sibuk sekarang. Itu normal bahwa mereka tidak memenuhi kebutuhan kita.”