15. Baju Muslim Oren

23 7 1
                                    

Selamat membaca
-
-
-
-
-

15. Baju Muslim Oren

"Jangan lu remehin perempuan,
Lu gak tau aja gimana sakitnya kalo mau dateng tamu"

~Orianthi Mahira

~~~🥀~~~

Adel dan Mira berjalan menuju pintu, dan terlihatlah seorang pria paruh baya berjaket Tokomedia.

"Dengan ibu Mira?" ucap kurir tersebut.

"Iya saya sendiri."

"Ini paketnya bu, silahkan tanda tangan disini," kurir itu memberikan satu kardus paket pesanan Mira.

"Baik saya permisi, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," Adel dan Mira menjawab salam kurir tersebut, dan kembali masuk kedalam rumah.

"Mamih beli apa?" Adel bertanya diperjalanan menuju ruang makan.

"Nih baju buat kamu?" Mira memberikan paket itu kepada Adel.

"Lah kok?" Adel menatap tak percaya Mira.

"Terima aja, bulan lalu Mami lupa ngasih kamu hadiah ulang tahun."

"Wahhhh makasih mamih sayangg!" Adel memeluk dan menggoyang goyangkan tubuh Mira.

"Aduh Adel, mami mu ini bukan remaja lagi, encok lagi nanti," ucap Mira sambil berusaha menghentikan tinggkah absurd Adel.

Makan malam itu pun dipenuhi dengan canda tawa Adel dan sang Ibu. Meski berdua keadaan tersebut tidak pernah sepi.

~~~🥀~~~

Jam sudah menunjukan pukul 07.02 kicauan burung sudah terdengar, sang surya sudah berada di timur dengan cahaya nya yang menyinari bumi. Kota Lembang yang semalam diguyur rintik hujan, sekarang kembali cerah. Takbir bersaut sautan antar masjid, pertanda hari ini adalah hari dikurbankannya para hewan kurban.

Dilapangan SMA Cahaya Nusantara sudah terlihat mobil kolbak yang menampung 2 ekor sapi berwarna coklat dan putih. Pak Agus selaku kepala sekolah sudah berada di lapangan untung melihat para sapi itu. Katakan saja jika pak Agus ini kepala sekolah idaman para murid.

Waktu berlalu higga sekarang sudah menunjukan pukul 07.58. Para murid sudah berada di lapangan sekolah dengan pakaian muslim berbeda beda.

Kedua sapi itu sudah digiring berjalan kebelakang sekolah untuk dikurbankan, Pak Asep yang akan melaksanakan pemotongan itu.

"Gue di belakang aja lah," Vanie berucap.

"Lah kenapa?" Ria bertanya.

"Kan gue punya phobia sama darah bego!" Vanie menjawab sambil menggeplak kepala Ria.

"Heh jangan digeplak makin anemia nanti," Ilvan berkata.

"Anemia?" Jarrel membeo.

Ria, Vanie, Rangga dan Jarrel terdiam memikirkan apa yang Ilvan maksud. Sampai Rangga berjalan dan berhenti di depan Ilvan.

PLAK

"Amnesia goblok!" Rangga menggeplak kepala Ilvan.

"Goblok nya natural ya bun," Jarrel berkata sambil memainkan anak kodok yang ada di telapak tangannya.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Where stories live. Discover now