22. Kesurupan dan Kesetanan

16 6 1
                                    

Selamat membaca
-
-
-
-
-

22. Kesurupan dan Kesetanan

"Kita bernafas di udara yang sama, namun tempat yang berbeda."

~Praditya Altharya

~~~🥀~~~

Jam masih menunjukan pukul 13.25, setelah dari rumah Adel mereka semua berangkat menuju markas GERIXA untuk membicarakan hal tadi dengan serius. Arya dan Kiwil, masing-masing tangannya membawa dua keresek putih bertuliskan BigMarket Lembang.

"ASSALAMUALAIKUM PARA DOMBA KU!! MAKANAN DATANG!" Suara laknat Kiwil menggelegar di dalam Markas.

"Astagfirullah Jojo yang ganteng ini disamain sama domba," si jenius Jonathan Alfariz membuat wajah memelasnya.

"Gantengan gue lah! Setara dengan Kim Taehyung," Zergan menyisir rambut nya ke belakang.

"Sesama domba jangan berantem," suara dari Langit berhasil menajamkan mata para manusia itu.

"Sialan lu Mahaputra!!" Bintang berdiri dari duduknya melangkah cepat menemui Langit.

"MAHAPUTRA BAPAK GUE BANGSAT!" Langit berjalan menemui Bintang.

"AYO ADUKAN BIBIR LU BERDUA!!" Edam memekik kegirangan.

"SAMPE BENGKAK BIBIR KALIAN! AYO!!" Ria dan Adel berucap bersamaan.

"SAMPAI APA? SAMPAI APA?" Jarrel bertanya dengan heboh pada dua gadis yang tengah duduk di depan ramen yang merah.

"SAMPAI BEN—

"SAMPAI BUNTING!!" Teriakan Ria dan Adel terpotong oleh teriakan berat dari Alex.

Krik, hening beberapa saat. Mereka mengalihkan pandangan kepada Alex yang sedang mengangkat dua tangannya dengan cengiran lebar.

"Lex ada masalah apa?" Bintang dan Langit berjalan bersamaan menemui Alex.

"Kan yang ada masalah lu berdua bang, bukan gue," Alex menurunkan tangannya.

Suara tepukan di dahi membuat Alex menatap bingung para teman beda umurnya.

"SIALAN! LU KIRA KITA BELOK?!" Langit berteriak di depan wajah Alex.

"Iya kek si, kuch to bata are kuch to bata na na na na na na na," Alex menggoyangkan pinggul dan tanganya gemulai.

Reza berdiri dari duduknya, menepuk pelan pundak Alex dan berkata.

"Butuh ustadz?"

~~~🥀~~~

Markas GERIXA kini hening tanpa ada suara sedikitpun, karena ulah Alex dan pertanyaan Reza, tanpa sepengetahuan siapapun Rengga dan Vanie pergi ke tempat ibadahnya masing-masing.

Vanie pergi ke rumah pamannya yang merupakan pendeta di salah satu gereja di Lembang, sedangkan Rengga pergi ke komplek sebelah untuk menjemput Pak Ustadz Abdul yang sedang ada di pengajian.

"Bagaimana ini pak?" Pak Ustadz Abdul bertanya kepada Pendeta Vadamir yang sama bingungnya.

"Harus dilaksanakan pak?" Pendeta Vadamir malah bertanya balik.

"Saya juga bingung pak," Pak Ustadz Abdul melihat para anak-anak yang tengah menatapnya dan orang disampingnya bingung.

"Begini pak, kami tadi sedang main-main. Kami kira teman kami kesurupan eh ternyata cuma kesetanan," Jarrel berucap sopan.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang