46. "J"

12 5 3
                                    

Selamat membaca
-
-
-
-
-

46. "J"

"Apakah kamu tidak sadar jika perbuatanmu itu membuat kepercayaanku padamu hilang dengan cepat."

~~~🥀~~~

Malam tadi ia rasa sebagai malam yang panjang, berbagai kejutan tak terduga Adel dapatkan. Lelaki yang ia sukai kini terbaring di ranjang pasien. Dokter sekaligus ayah Jarrel belum keluar ruangan sejak tiga jam yang lalu. Entah bagaimana kondisi pemuda itu sekarang. Terakhir ia lihat, perut Jarrel bersimbah darah akibat dari tembakan peluru. Baju dan celana Adel pun kini masih belum diganti, menunggu Ilvan membawa baju ganti dari rumahnya.

"Kak," Ilvan datang menyentuh bahu Adel. Kakaknya itu sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya kini dari tiga jam yang lalu, saat Jarrel masuk ruang oprasi.

"Di kursi kak, dingin. Atau mau ganti baju dulu terus makan? Atau, pulang aja kak, nanti malah sakit," ucap Ilvan saat Adel mendongkak.

Hanya gelengan samar yang menjadi jawaban.

"Del, pulang yu. Gue aja yang jaga Jarrel, Adel pulang dulu ya." Kini Rangga yang mendekat, jongkok di depan Adel yang duduk menekuk lutut di lantai samping pintu ruangan.

"Gue mau sama J," Adel menunduk sembari menggeleng.

Rangga terdiam mendengar Adel kembali memanggil Jarrel dengan "J" dengan pelafalan Inggris. Panggilan khusus dari Adel untuk Jarrel yang tidak diketahui orang lain.

"J 'kan kuat, ada temen-temen juga. Adel istirahat dulu ya," Rangga terus saja membujuk Adel.

Adel mendongkak, menatap Rangga tajam. "GAK MAU! GUE MAU DISINI! Gue mau jaga J, nanti dia sakitin J lagi." Adel menjawab pelan di akhir.

"Dia gak sakitin J 'kok, nanti kita serang kalo dia sakitin J. Kalo Adel gak mau pulang,  ganti baju dulu ya, terus makan, ikut sama Ilvan ke kantin," bujuk Rangga penuh kelembutan.

"Adel... makan dulu ya, kalo gak makan nanti sakit. Kan J gak suka liat Adel sakit, nanti J marahin kita kalo Adel sakit. Tega bener liat kita dimarahin J," Edam mengerucutkan bibirnya di depan Adel.

Yang lain hanya melihat, tak tahu kemana arah mereka bicara, tak tahu juga apa yang mereka bicarakan.

"J nanti bangun kan?" Adel menatap sendu Rangga dan Edam. Keduanya belirik pandang, diam tak tahu mau menjawab apa.

"Nanti J bangun kok. Kakak ikut Ilvan dulu ya, makan. Yuk," Ilvan memegang tangan Adel, membantunya berdiri.

"Temenin J ya, dia gak boleh kesini," ucap Adel sebelum pergi bersama Ilvan.

Rangga dan Edam mengangguk sambil tersenyum, tetapi wajah cerahnya berubah menjadi keras dan gelap kala seseorang keluar dari pilar persembunyiannya.

"LU LIAT ANJING! KETELEDORAN LU ITU BUAT MEREKA KAYAK GINI!!" Rangga berjalan menuju Reza dengan penuh nafsu.

BUGH

"Lu gak tau perasaan Adel Reza! Lu belum cukup kenal dia. Dia sayang Jarrel, cinta pertama dia. Dan ini yang lu kasih sama dia." Kekeh Rangga di akhir. Ia berbicara tajam sambil memegang erat kerah jaket Reza.

"JARREL BAHKAN NYARIS MATI, BANGSAT!!"

BUGH

"BAJINGAN LU!!"

"SETAN!"

Lograr yang setia menyender di tembok sedari tadi segera berjalan cepat menuju mereka, memisahkan meski tenaga Rangga kini seperti naik beberapa level.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Where stories live. Discover now