57. Bintang Cepmek

9 5 1
                                    

Selamat menikmati scene Alex sama Bintang!
💙💙💙

Selamat membaca
-
-
-
-
-

57. Bintang Cepmek

"Dia yang redup tidak mungkin cepat dilupakan, karena dialah yang selalu menjadi utama."

~~~🥀~~~

"Mari ikut kami Ibu Camilla." Ucap Polisi Yuda.

Camilla tidak melangkahkan kakinya, ia menoleh menatap Reza yang berada di samping Ilvan, cucunya.

"Maafkan saya," ucapnya.

"Tentu, tetapi saya tidak tahu apakah almarhum akan memaafkan atau tidak." Ucap Reza dengan mata tegas menatap Camilla.

"Tidak apa, semoga dia tenang disana." Camilla mengalihkan pandangan menatap Ilvan. "Ilvan, cucu nenek." Tangan keriput Camilla membelai pelan pipi Ilvan. Dirinya bicara sangat pelan, "Ada hadiah buat kamu sama Adel, nanti buka barengan ya."

"Mari Ibu Camilla." Camilla menoleh dan mengangguk.

"Nenek pergi ya, jaga kakak kamu," Camilla tersenyum menatap Ilvan yang masih belum bereaksi.

"Reza, kamu ikut sama saya naik mobil. Nak Ilvan gak perlu ikut lagi, kirim saja salah satu nomor keluarga almarhum. Terimakasih Pak Dion, saya permisi." Polisi Yuda berjalan di belakang bersama Reza.

"Kamu gak mau peluk nenek gitu?" Tanya Dion kepada Ilvan.

Ilvan menghembuskan nafasnya, "Nanti aja." Ilvan berlalu menghampiri bebek kesayangannya. "OJAK KEMARI! MANDI LU!"

"Astagfirullah!" Dion menjengkit terkejut.
"Del, Ilvan emang suka gitu ya?" Tanya Dion dengan mata yang masih menatap Ilvan yang sedang membujuk bebek kesayangannya.

"Del, Adel." Dion menoleh ke samping. Kosong. Adel sudah tudak ada disana.

"Astagfirullah! Stress ini gue lama-lama, jadi bapak gini amat!" Dion masuk kedalam rumah setelah dirinya mengusak kasar rambutnya. "Mana bini belum mau baikan," curhatnya.

~~~🥀~~~

"Jadi berapa?"

"Dua puluh rebu Bang."

"Nih, pas ya."

"Yo, makasih Bang!" Bintang mengangkat tangannya kepada bapak-bapak yang motornya baru selesai ia cuci.

"BANG JAKA! MOTOR GUE NGADAT!"

Bintang terjengkit kaget, dengan spontan ia menoleh dan mendapatkan Alex yang sedang berjalan dengan menuntun motor besarnya.

"Haduh, cape. Lesu, lemah, letih, pengen kopi," ucap Alex setelah dirinya duduk di bangku kayu di depan bengkel dan cuci motor JKS.

PLAK

"CEPMEK!"

"Maneh teh, datang-datang ngarusuh we gawe na." Bintang berucap setelah memukul kasar pundak Alex.

"Ngapain Bang disini? Tumben." Tanya Alex.

"Kamu nanya aku ngapain disini?" Jawab Bintang dengan absurd.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Where stories live. Discover now