23. Perfecto

18 6 2
                                    

Selamat membaca
-
-
-
-
-

23. Perfecto

"Mereka yang bertingkah aneh belum tentu mempunyai niat jahat."

Aku, Kamu dan LEMBANG

~~~🥀~~~

Pukul 09.12 waktu istirahat Cahaya Nusantara sudah dimulai, kini dua pemuda dengan pikiran jahil yang sudah kumat berjalan ke warung mi ayam depan gerbang sekolah. Rangga dan Edam, mereka berjalan dengan cara loncat loncat seperti dora sambil berpegangan tangan.

"Dimana kah warung mi ayam Mang Somad?" Rangga celingukan sambil menaruh tangannya di atas jidat seperti hormat.

"Tanya peta! Mari katakan peta!" Edam menjentikan jari telunjuknya ke atas.

"KATAKAN PETA! KATAKAN PETA!" Dua pemuda kurang waras itu berteriak sambil loncat-loncat sehingga mengundang tatapan aneh para pengendara dan pejalan kaki.

"Wah sepertinya warung Mang Somad tertutupi oleh dua mobil truk!" Edam berucap dengan wajah tertekuk.

"Mari hitung sampai lima agar truk itu cepat pergi!" Rangga menepuk pelan bahu Edam.

"Satu! Dua! Tiga! Em— wah sebelum lima truk nya sudah pergi," Rangga dan Edam melompat kegirangan.

"Mari kita nyebrang," Rangga dan Edam kembali menautkan telapak tangan masing masing, berjalan dengan cara loncat-loncat seperti seorang tiktokers yang makan nasi rames tanpa rames.

Tutata ti toti, tutata ti toti
Begitulah bunyinya.

"Mang mi ayam nya 2 makan disini! Minumnya nutrisareh jeruk peret!" Edam berseru lantang.

"NGHOKEY!" Mang Somad mengacungkan jempolnya sambil nyengir, dan suaranya seperti Uncle Muthu.

"NGHOKEY!" Mang Somad mengacungkan jempolnya sambil nyengir, dan suaranya seperti Uncle Muthu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita jadi hari ini ke bangunan itu?" Edam memulai percakapan.

"Jadi lah masa nggak."

"Gak ada stategi dulu gitu?" Edam bertanya menelisik.

"Ya ada lah goblok!" Rangga melemparkan tusuk gigi kepada Edam.

"Santai anjir!"

"Rosa apa kabar ya?" Rangga mengetuk jari telunjuknya pada dagu.

"Kangen lu?" Edam bergurau.

"Kangen? Ora sudi!" Rangga menjawab dengan wajah julidnya.

"AHAHAHA ORA SUDI TOH NDUK?" Edam tertawa dengan dipaksakan.

"Ketawa lu kek kanebo ngelap kaca," Rangga berucap santuy.

"Sianying!" Edam mengangkat garpu tinggi-tinggi.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang