21. Si Manis Cahaya Nusantara

22 6 1
                                    

Selamat Membaca
-
-
-
-
-

21. Si Manis Cahaya Nusantara

"Banyak orang yang menyayanginya, namun ia tak merasakannya."


~Aku, Kamu dan LEMBANG

~~~🥀~~~

Jam menunjukan pukul 02.35 dimana hari senin sudah memulai waktunya. Sarah, gadis itu masih terbaring diatas lantai yang beralaskan tikar. Menggigil kedinginan sambil mengumamkan nama sang kakak.

"Abang," gumaman Sarah terdengar pilu.

"Abang kapan dateng?"

"Arya, kamu dimana?" Sarah mulai meneteskan air mata nya.

"Kenapa nenek itu jahat sama Sarah?" Sarah menatap pintu besar tertutup yang tak jauh di depannya.

Cklek
Pintu besar itu terbuka menampakkan seorang lelaki tua bersetelan hitam bermasker.

"Siapa kau?" Sarah menengadahkan kepalanya.

"Maafkan saya nak," lelaki tua itu tertunduk.

"Kenapa?" Sarah bertanya tak mengerti.

"Saya tak punya banyak waktu, saya harus pergi sekarang," lelaki tua itu berjalan meninggalkan Sarah yang tengah kebingungan.

"Apa maksudnya?"

~~~🥀~~~

Sebuah kediaman keluarga konglomerat masih sepi di jam 03.37 ini. Para penghuninya masih tertidur lelap bergelung di bawah selimut karena dinginnya suhu kota Lembang. Tapi tidak dengan dua laki-laki yang tengah berdiri di ruang bawah tanah rumah itu yang tak diketahui siapapun.

"Hal itu akan segera terjadi," seorang wanita mulai berbicara.

"Kenapa anda sangat yakin bahwa itu akan terjadi?" Lelaki yang lebih tua bertanya.

"Karena, dia tidak mungkin melepaskan orang yang ia sayang." Ucapnya.


"Dan kau," wanita itu menunjuk lelaki muda disamping lelaki tua, "Kau harus siap untuk menjadi pengkhianat."

"Jika bisa, saya akan mengembalikan barang milikmu ini," lelaki muda itu menggertakan giginya.

"Sayangnya tidak bisa."

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Tunjuanmu itu tidak jelas," lelaki tua bertanya.

Sang wanita berjalan menuju rak buku usang sambil berucap, "Entahlah, yang aku mau hanya melihat seseorang terluka, tapi sampai sekarang pun aku tidak melihatnya. Entah dimana dia sekarang."

"Kenapa malah dia yang kau bawa sebagai korban?" Lelaki tua kembali bertanya.

"Bahkan aku akan membawa saudaranya, tapi itu akan melibatkan orang yang cukup aku sayang. Dan tentunya akan melibatkan mu untuk menjaganya," wanita itu menunjuk kembali lelaki muda.

"Sungguh, pemikiranmu sangan pendek nyonya. Kau membalaskan dendamu lewat seorang gadis yang tak bersalah, bahkan kau juga sudah menyiksanya," lelaki muda itu berbicara tanpa ragu.

"Karna cinta saya jadi bodoh, karna cinta juga saya merasakan sakit yang teramat, namun dia terlalu tua untuk saya siksa. Maka dari itu, saya memilih keturunannya agar dia merasakan rasa sakit yang saya rasakan dan cucu saya rasakan ketika ditinggal ayahnya," wanita itu mengeluarkan masker dari sakunya dan berjalan menuju pintu keluar.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Where stories live. Discover now