59. Reza Kepala Batu

20 3 2
                                    

Selamat Membaca
-
-
-
-
-

5o. Reza Kepala Batu

"Jika orang keras kepala menetapkan keinginannya, apakah semuanya akan berjalan sesuai apa yang diinginkan?"

~~~🥀~~~

Kerlipan mutiara malam kini kembali berjumpa dengan mesin waktu yang semakin berjalan cepat. Di tangan Reza kini sudah dipegangnya surat dengan kalimat bercetak tebal "SURAT PANGGILAN PENGADILAN".

Setelah dirinya pulang dari perlombaan tadi, sang Kakek memberikannya surat tersebut.

"Kalau selesai baca, langsung kunjung ke kediaman keluarga Jarrel." Itu kalimat yang diucapkan sang Kakek kala memberikan surat itu padanya.

Reza bersiap dengan cepat, hanya menggunakan celana bahan berwarna hitam, kaos putih dan jaket levis berwarna hijau army.

"Reza pamit," dia menjulurkan tangannya kepada sang Kakek untuk berpamitan.

"Pake mobil aja, Kakek mau ikut." Ucap Kakek Abraham. Reza mengangguk saja, lagipula juka sudah sampai disana, apakah dia masih bisa berpicara atau tidak.

Di dalam mobil sana, keheningan meliputi keduanya. Reza yang menatap lurus jalanan, dan Kakek Abraham yang masih fokus dengan ponselnya.

"Kakek suka mabok perjalanan, jangan nunduk mulu," Reza mengeluarkab perkataannya.

Lantas sang Kakek menatap cucunya dengan cepat.

Puk!

"Aw!" Teriak kecil Reza saat Kakek Abraham menepuk keras bahunya.

"Kakek udah kemana-mana, mana mungkin bisa mabok perjalanan. Fitnah kamu itu!"

Reza melengos, "Ya, mabok cinta paling."

Kakek Abraham mendelik, ia mengangkat sebelah alisnya, "Gak ngaca kamu, Cu."

~~~🥀~~~

Di rumah keluarga Jarrel terasa sepi dan sendu setelah kepergian anak bungsu itu. Sebelum kedatangan Reza dan Kakeknya Saka turun dengan langkahnya yang lemas, tiba-tiba ia duduk di 3 tangga terakhir dan kepalanya bersandar di pegangan tangga itu.

"Hahh." Saka menghela nafasnya, ia terlihat cukup lelah sekarang, entah karena apa.

"SAKA! BERESIN KAMAR KAMU!" Teriakan Jessica kembali menggema setelah kepergian Jarrel beberapa pekan lalu.

"Hahh."

Tak menggubris teriakan Jessica, Saka kembali menghela nafas sambil menuruni satu persatu anak tangga dengan posisinya yang masih duduk.

Sedangkan di kamar Saka, Jessica cukup kesal melihat kertas origami berserakan dimana-mana.

"Anak itu mau ngapain sih!" Dengan ocehannya, tangan Jessica bergerak memasukan rangkaian merpati dari origami itu kedalam kardus.

ULANG TAHUN JARREL

Di kertas lampion, Jessica melihat tulisan tangan Saka dengan tinta hitam. Lantas ia membuka kertas yang tergantung dibawah tempat lilin lampion itu.

"Wilujeng tepang taun spiderman Saka.
Gue gak tau mau nulis apa Rel, nanti aja ya gue ngomong waktu lepas lampion. Gue bikin banyak lampion, biar anak-anak lain juga ikut lepasin. Kebas sih ya tangan gue, tapi apapun itu kemauan lu gue jabanin."

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang