27. Ilvan Sayang Kakak

14 5 0
                                    

Selamat membaca
-
-
-
-
-

27. Ilvan Sayang Kakak

"Dia bahkan masih bisa tertawa disaat ketidak lengkapan ada padanya, bisa mengerti perasaan orang lain disaat orang itu tak mengerti dirinya. Ilvan anak kuat, penebar senyum, penambah kehangatan."

~Aku Kamu dan LEMBANG

~~~🥀~~~

Terhitung sudah 3 hari dari dimana mereka tidak jadi membahas tentang Glasterhan karena adanya masalah diantara anggota. Semua anggota secara bergantian mengamati bangunan tua di tengah hutan itu, termasuk Reza yang akan selalu ikut.

Para manusia yang mempunyai kelebihan di bidang komputer, selama 3 hari itu berada di markas dari pulang sekolah sampai malam untuk mencari dimana letak ayah Ilvan. Pada hari ke-2 waktu itu usaha mereka membuahkan hasil, ayah Ilvan berada di Kota Aachen, Jerman. Namun ayah Ilvan selalu berpindah-pindah tempat.

Satu hari sebelumnya saat ayah Ilvan menghubungi Indri ia sedang berada di Kota Cherbourg, Perancis. Perpindahan itu membuat mereka bingung, dimana letak asli posisi ayah Ilvan. Namun Indri segera berbicara kepada auah Ilvan, dan ayahnya bilang jika dia menetap di Jerman.

Kini hujan melanda Kota Lembang, membuat para anggota terjebak di markas Gerixa. Diatas meja besar terdapat foto Rio dan juga Raihan, mantan wakil ketua Brotsa itu sudah hilang selama beberapa hari.

"Jadi?" Pertanyaan dilontarkan Alvaro.

"Gue dapet surat dari depan pintu," Edam menyodorkan satu amplop berwarna hitam.

"Buka Rel," Reza mengintrupsi Jarrel yang tengah berada di jendela sedang berbicara dengan kodok kecil di tangannya.

"Lu jangan kabur ya dok, masih ujan," Jarrel membungkuk meletakan kodok kecil ditanah, lalu ditutupnya Jendela besar itu dan berjalan menghampiri temannya.

"Goblok lu Rel, pake segala cegah kodok biar gak pergi," Rangga menatap aneh Jarrel.

"Lagian nih ya, kodok tuh udah biasa sama hujan," Ria menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Kan kasian cu, ntar demam," Jarrel mulai membuka amplop berwarna hitam, sedangkan temannya menatap ngeri ke arah Jarrel. Emang kodok bisa demam?

"Kalian akan hancur secepatnya, ketidak jujuran, pengkhiatan, saling memendam masalah yang serius akan menghacurkan kalian terutama GERIXA!" Jarrel membacakan surat itu dengan lantang.

Diam-diam Reza meneliti anggota 3 geng itu dengan tatapan tak terbaca, menatap anggotanya yang saling melirik satu sama lain mencerna surat itu. Reza menyandarkan punggungnya dan membuang nafas kasar. Jika surat itu benar, dalang dari kehancuran Gerixa sedang ikut berkumpul disini.

"Kiwil gimana keadaan tante Nuri?" Reza mengalihkan topik sementara.

"Semakin buruk," Kiwil berucap sendu.

Setelah dua hari absen berkumpul, kini Kiwil kembali datang ke markas, ia selalu memberikan lelucon dan tawa yang nyaring, namun mereka tak tahu hatinya terluka.

Lagi, Reza menghembuskan nafasnya kasar. Ia melirik Ria dan Rengga yang duduk berdampingan sambil melihat bahu kanan Alex yang bajunya tersikap. Mengalihkan pandangan kepada objek temannya itu, mata Reza menajam, dilihatnya darah kering seperti luka goresan.

"Za lu percaya pengkhianat itu ada disini?" Lograr angkat suara tak tahu jika seseorang tengah memainkan kakinya dibawah meja karena gugup.

Reza mengangguk sambil melihat satu persatu orang disana, dia hanya mampu mengumpat dalam hati, dalang itu bisa bermain ekspresi wajah rupanya.

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang