40. Misi Penyelamatan

1.8K 250 58
                                    

Seorang lelaki berdiri di tengah sebuah gudang besar yang kosong, namun ia tidak sendirian di sana, ada seorang perempuan terduduk tidak jauh darinya dengan keadaan kaki dan tangan terikat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang lelaki berdiri di tengah sebuah gudang besar yang kosong, namun ia tidak sendirian di sana, ada seorang perempuan terduduk tidak jauh darinya dengan keadaan kaki dan tangan terikat. Sesekali perempuan itu berteriak meminta dilepaskan, walau ia tahu itu percuma, karna lelaki yang menculiknya tidak akan melepaskan begitu saja.

 Sesekali perempuan itu berteriak meminta dilepaskan, walau ia tahu itu percuma, karna lelaki yang menculiknya tidak akan melepaskan begitu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki itu memutarkan tubuhnya menatap perempuan yang ditahannya sedari kemarin. Tangannya melempar ponsel ke sembarangan tempat yang diketahui dimiliki oleh perempuan tersebut.

"Bentar lagi cowok lo bakal kemari," lelaki itu melangkah mendekat ke kursi dimana perempuan yang tadi terduduk. "Jadi, jangan banyak tingkah, gue nggak mau ngelukain lo lagi Zia, karna bukan lo sasaran gue."

Sudah cukup lama Zia ditahan di gudang besar kosong ini, bahkan ia sampai bermalam di sini. Zia tak begitu ingat bagaimana ia bisa berada di sini, seingatnya ia sedang menunggu Andreas di parkiran, setelah itu ia pergi keluar dari sekolah karna ingin membeli minuman tidak jauh dari gerbang, tapi ia sempat bertemu seorang lelaki memakai jaket kulit menanyakan alamat kepadanya dan lelaki itu membekap mulutnya menggunakan sebuah sapu tangan.

Mungkin kesialan sedang menimpa Zia. Tapi kenapa orang-orang disekitarnya saat itu tidak menyadari jika ia diculik dengan lelaki berjaket sialan?!

Zia membuang wajahnya ketika lelaki itu menyentuh sudut bibirnya masih tersisa darah, ia tidak sudi dipegang oleh lelaki brengsek seperti dia.

Lelaki itu tertawa melihat kelakuan Zia, "dasar cewek sombong!"

Zia menutup kedua matanya saat lelaki itu mengangkat tangannya hendak memukulnya untuk kesekian kalinya. Takdir sedang berpihak kepadanya, lelaki itu tidak jadi memukul karna mendengar teriakkan orang yang baru datang ke gudang sialan ini.

"Arven, lo ngapain sih nyuruh teman-teman lo itu bawa gue kemari?" Seorang perempuan melangkah masuk bersama beberapa lelaki yang merupakan teman-temannya Arven.

Arven tersenyum melihat perempuan yang baru saja datang, buru-buru ia menunjukkan apa yang baru saja didapat.

"Lihat, gue bawa siapa buat lo, Mauren," Arven memperlihatkan Zia yang terduduk di kursi dengan keadaan terikat, belum lagi sudut bibirnya sedikit robek akibat pukulan Arven. Keadaan Zia saat ini sangat acak-acakkan.

DUA ES KUTUBWhere stories live. Discover now