5. Merasa Bersalah

3.5K 376 10
                                    

Kelas duabelas A tampak sangat serius memperhatikan Pak Saipul yang sedang menerangkan pelajaran Biologi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kelas duabelas A tampak sangat serius memperhatikan Pak Saipul yang sedang menerangkan pelajaran Biologi. Mata pelajaran pertama hari ini. Masing-masing anak sibuk dengan pulpen dan kertasnya. Mereka tak sungkan untuk bertanya ketika ada sesuatu yang tidak di mengerti.

Setelah selesai menerangkan materi, Pak Saipul menulis materi penting di papan tulis yang harus anak murid catat. Kaila menatap papan tulis dan buku tulis bergantian, cewek itu sedang fokus mencatat materi yang Pak Saipul suruh. Fokus Kaila terganggung ketika mendengar suara dengkuran kecil yang berasal dari sebelahnya.

Kaila menggelengkan kepalanya saat mengetahui temannya tengah tertidur pulas dengan cara meletakan kepalanya di atas meja. Kaila hendak membangunkan Zia, tetapi tangannya di cegah oleh Pak Saipul. Kaila sedikit mendongakkan kepalanya menatap Pak Saipul.

"Biar Bapak saja yang bangunin." Kata Pak Saipul. "Kamu lanjutkan mencatat saja."

"Tapi pak-,"

"Sudah kamu mencatat saja lagi."

Kaila berdengus pelan. Mau tak mau ia harus menjalankan perintah dari Pak Saipul. Kaila kembali menatap papan tulis dan mulai mencatat.

Pak Saipul menggoyangkan pundak Zia pelan, tapi cewek itu belum terbangun juga. Pak Saipul menggoyangkan pundak Zia lebih bertenaga. Bukannya bangun Zia malah melindur.

"Diem, Kai. Gue ngatuk banget ini, pengen tidur." Gumam Zia.

"Bapak itu sedang ngejelasin materi, bukan ngedongeng."

Kedua mata Zia terbuka sempurna ketika mendengar suara Pak Saipul yang sangat dekat di telinga. Zia langsung mengangkat kepalanya dari meja. Ia sangat terkejut dengan keberadaan Pak Saipul yang berada di hadapannya sekarang.

"P-pak Saipul?"

"Kenapa? Kaget kamu yang bangunin tidur kamu itu Bapak?" Tanya Pak Saipul dengan nada menantang.

Zia menyengir.

"Hapus itu iler kamu di pipi."

Sontak sekelas tertawa terbahak-bahak saat Pak Saipul memberitahu jika ada iler di pipi Zia. Dengan cepat Zia menghapusnya. Ia sangat amat malu.

"Keluar kamu dari kelas, terus pel sepanjang lorong sekolah.".

"Tapi pak-,"

"Keluar sekarang atau nilai kamu Bapak kosongi?"

×××

DUA ES KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang