41. Serangan SMA Gemada & Ridex

1.9K 241 48
                                    

Seminggu setelah kejadian penculikkan Zia terjadi, Andreas kembali menghilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seminggu setelah kejadian penculikkan Zia terjadi, Andreas kembali menghilang. Andreas tidak masuk sekolah sampai sekarang, bahkan kabarnya saja tidak diketahui. Pernah beberapa kali Zia ke rumah Grandma, namun Andreas selalu tidak ada di rumah.

Untuk masalah Mauren, Arven dan teman-temannya, mereka menghilang mendadak dari gudang saat Pak Marco membawa polisi ke sana untuk menangkap mereka. Pencarian mereka masih berlangsung sampai sekarang.

Zia sibuk membaca sebuah buku di tangannya, ada pula beberapa buku lainnya yang rencananya akan dipinjam dari perpustakaan. Kepala Zia sedikit mendongak mendengar suara bel masuk yang nyaring, saat itu juga ia bangkit dari duduknya dan pergi dari perpustakaan. Tapi sebelum itu, ia lebih dulu melaporkan buku yang akan dipinjam olehnya kepada penjaga perpustakaan.

Zia melihat Kaila sedang sibuk menyalin jawaban PR yang menjadi mata pelajaran pertama hari ini. Zia duduk di sebelah Kaila, menatap wajah panik sahabatnya itu. Wajah dengan ekspresi yang sama ketika menemui Zia di rumahnya setelah kejadian penculikkan. Kaila panik sekaligus khawatir melihat Zia yang terluka kala itu. Bukan hanya Kaila saja yang bersikap seperti itu, ayahnya juga bersikap sama.

Kaila berteriak kegirangan saat menyelesaikan kegiatan menyalinnya, hal tersebut membuat lamunan Zia buyar.

"Makasih contekkannya!" Kaila menyodorkan buku bersampul coklat ke Zia.

"Besok-besok kalau ada PR langsung dikerjain, jangan dientar-entarin, jadinya lupa, kan?" Zia mengambil alih bukunya.

"Kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?" Kaila menaikkan kedua alisnya meledek.

"Terserah lo aja," Zia lebih memilih kembali membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan sembari menunggu guru datang.

×××

Suara bel istirahat berbunyi membuat Kaila langsung ngacir bersama Zia ke kantin, tadinya Zia tidak mau karna ingin membaca buku saja di kelas, tapi Kaila memaksa. Mereka berjalan beriringan, tangan Kaila melingkar di tangan Zia agar tidak kabur kemana-mana. Sedangkan Zia sedari tadi mengoceh karna risih.

Kaila memesan lebih dulu makanan mereka dan Zia bertugas mencari meja di kantin. Zia duduk di kursi dengan gusar, tatapannya menatap kedai-kedai yang menjual berbagai makanan sangat ramai, ia berani bertaruh jika itu akan memakan waktu yang lama. Ada rasa menyesal mengiyakan suruhan Kaila yang menyuruhnya tidak boleh membawa buku ke kantin.

Entah sudah berapa kali Zia mendengus sembari sesekali mengedarkan pandangannya. Namun manik matanya terhenti melihat sekumpulan lelaki yang sedang berkumpul di meja tidak jauh dari mejanya. Zia makin melebarkan matanya guna mempertegas pengheliatan.

Zia langsung berdiri dan melangkah menuju ke meja para lelaki itu. Tanpa basa-basi ia langsung duduk di sana, ikut bergabung, dan tentu saja kumpulan lelaki itu terkejut akan kehadiran Zia tiba-tiba.

DUA ES KUTUBWhere stories live. Discover now