4. Minum, Biar Gak Mati

3.7K 371 14
                                    


"Selamat pagi semuanya!" Sapa Bu Nirmala seraya memasuki kelas duabelas B

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Selamat pagi semuanya!" Sapa Bu Nirmala seraya memasuki kelas duabelas B. Beliau mengajar pelajaran matematika.

Kelas yang tadinya bising mendadak menjadi sepi layaknya kuburan. Para murid yang senang berkeliaran layaknya memiliki bisul di bokong, terpaksa harus kembali ke bangkunya masing-masing walau tak betah. Ada pula yang sedang bermimpi indah dan berakhir kena tamparan temannya yang membangunkan tidur karna guru datang.

"PAGI BU!!!" Jawab serempak para murid duabelas B dengan nada yang bermacam-macam. Ada yang menggunakan nada kesal karna harus belajar, ada yang menggunakan nada senang, ada pula nada malas karna tidurnya harus diganggu gugat oleh kedatangan Bu Nirmala.

Bu Nirmala meletakan buku bawaannya di atas meja, lalu membalikan tubuhnya menghadap para murid yang terduduk di bangku-bangkunya masing-masing.

"Hari ini ulangan."

Bagaikan kesambar gledek di siang bolong, layaknya ditinggal doi pas lagi sayang-sayangnya, seperti diguyur air saat mimpi indah. Itu kalimat terseram yang pernah mereka dengar selain kalimat doi minta putus. Kalimat yang pendek tetapi bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan mental siswa.

Tidak, mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Bahkan untuk memprotes ulangan dadakan ini saja mereka tak berani, mengingat Bu Nirmala adalah guru ter-killer urutan dua setelah Pak Handoko.

"Sekarang, keluarkan kertas lembar." Perintah Bu Nirmala sembari duduk di kursinya.

Berbeda dengan yang lainnya yang masih tak terima dengan ulangan dadakan ini, Andreas malah terlihat sangat amat tenang. Sedari tadi cowok itu tidak mengangkat sudut bibirnya untuk berbicara.

Bu Nirmala memerintahkan agar tas mereka dibawa ke depan kelas. Para murid berdecak kesal, berarti tidak ada kesempatan untuk mereka mencontek.
Setelah semua murid telah menaruh tas mereka di depan kelas, Bu Nirmala langsung membagikan kertas soalnya.

Sontak mata mereka langsung melotot ketika melihat soal yang Bu Nirmala berikan, otak langsung bekerja keras hingga hampir meletus, dan mulut bergetar ingin berteriak karna tak kuat melihat betapa sulitnya ulangan ini.

"Ibu kasih waktu satu setengah jam untuk kalian mengerjakan ulangan tersebut." Ucap Bu Nirmala yang berdiri di depan kelas, ia telah selesai membagikan kertas soalnya. "Dimulai dari sekarang." Lanjut Bu Nirmala.

Andreas menempelkan pulpennya pada kertas, ia mulai mengerjakan soal ulangan yang membuat teman-temannya menjadi gila mendadak. Bahkan Andrian yang duduk bersamanya telah menunjukan gejala-gejala terkena penyakit siput gila.

"Ya Allah, Ya Robbi. Gue liat soal matematika kayak lihat dosa." Gumam Andrian sendiri. Tapi Andreas, Donald dan Raga bisa mendengarnya, mengingat mereka duduk sangat berdekatan. "Bawaannya istigfar terus!" Lanjut Andrian.

DUA ES KUTUBWhere stories live. Discover now