5. Mysterious Grandpa

684 166 108
                                    

.........

»»——⍟——««

"Hei, sudah. Jangan menangis lagi... kakimu akan kuobati. Tidak usah takut, kakimu akan baik-baik saja, oke?" Livy berujar lembut dengan senyuman, membuat tangisan Rai pun terbungkam tak jadi keluar.

Sebenarnya, Livy adalah gadis yang baik dan perhatian. Hanya saja, mudah emosi. Maklum, terkadang orang-orang jadi sensitif karena beban hidup yang berat. Jadi, itu juga yang terjadi pada Livy. Ya, dan juga Travis tentunya.

Hidup yatim-piatu sejak 5 tahun yang lalu, membuat Livy yang kini berusia 24 tahun dan adiknya, Travis yang berusia 20 tahun itu kerap dilanda emosi jiwa sebab permasalahan klasik yang sering menerpa. Masalah ekonomi.

Sebenarnya, orangtua Livy dan Travis lumayan berkecukupan. Namun semua itu berubah setelah keduanya meninggal bersama karena peristiwa kebakaran tragis yang sempat menimpa mereka 5 tahun lalu. Saat itu, Livy dan Travis berada di sekolah, sehingga mereka tak terdampak kebakaran tersebut.

Kembali lagi pada Livy yang setia menggandeng Rai yang berjalan sedikit pincang sambil meringis menahan diri untuk tak menangis.

"Tahan sedikit, jangan menangis. Mini market nya sudah dekat. Akan ku belikan susu stroberi dan obat untukmu. Mengerti?" ujar Livy sambil berjalan perlahan.

Rai hanya mengangguk. Ia jadi teringat akan nasihat ibunya, yang selalu mengingatkan untuk tidak lari-lari karena bisa berakibat jatuh dan terluka. Ia jadi merasa nakal sebab kenakalannya sudah berbuah pedih. Iya, jempol dan telunjuk kakinya pedih.

Sesampainya di depan mini market, Rai menatap pada pintu yang terbuat dari kaca. Melihat bayangannya juga Livy yang terpantul di sana.

 Melihat bayangannya juga Livy yang terpantul di sana

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Ia memiringkan kepala. Lagi-lagi heran dengan bayangannya sendiri yang sudah menjadi seorang pemuda yang lebih tinggi dari Livy, yang notabenenya seorang gadis yang sudah Rai anggap dewasa. Bahkan hampir seumur dengan Ibunya, mungkin?

Telunjuk Rai menunjuk pada kaca. Livy yang melihat itu pun bertanya, "ada apa, Rai?"

"Rai dan Livy," jawab Rai lalu tersenyum polos.

Livy tersenyum mendengarnya. "Iya. Itu aku dan kau," ucap Livy pelan sembari mendorong pintu kaca mini market.

"Rai lebih tinggi dari Livy," balas Rai lagi lalu terkekeh lucu.

"Iya. Kau lebih tinggi dariku. Sekarang, kita cari susu stroberi dan juga obat untuk kakimu." Livy berujar santai sambil terus menggenggam tangan Rai supaya anak itu tidak berjalan kemana-mana.

RAI MEETS LIVY ✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu