37. Beautiful Goodbye

731 139 162
                                    


»»——⍟——««

"Apa?!" adalah pertanyaan sarat akan keterkejutan dari Travis.

Rai dan Livy yang duduk bersebelahan menatap Travis dengan raut wajah berbeda. Livy setengah menunduk sedangkan Rai begitu tegak dan tegap.

"Rai, kau datang seperti hantu, aku sampai pingsan. Aku kira kau sudah berubah menjadi arwah penasaran lalu datang mencumbui Kakakku," keluh Travis sewot.

"Iya, iya. Maaf, ya. Tapi ternyata bukan hantu, kan?" Rai tersenyum dengan wajah tanpa dosanya.

Travis menghela napas kasar. "Well, whatever. Tapi aku tidak mau kau membawa Kakakku ke Razorve. Kau tidak memikirkan aku di sini, huh? Aku hanya mempunyai Livy sebagai keluargaku," sahut Travis menggebu-gebu.

"Kalau kau mau, kau boleh ikut ke Razorve juga," balas Rai.

Travis lagi-lagi tercengang. "Jangan mentang-mentang kau sudah sangat keren kau jadi semena-mena begini, ya!"

"Travis! Ujaranmu itu tidak berguna. Tidak usah merembet-rembet ke tempat lain. Putuskan saja apa yang ingin kau putuskan," sahut Livy tegas.

Travis memejamkan matanya kuat-kuat, menarik napas dan mengembuskannya dengan sabar. Jujur sejujur-jujurnya, Travis agak kaget dan agak iri dengan Rai yang sudah keterlaluan tampan sekarang.

Ia teringat saat Rai tinggal menumpang di rumahnya dan sering meminjam bajunya. Livy sempat membelikan 3 kaus, 2 kemeja, 1 hoodie, 1 celana keluar, 2 celana rumah untuk Rai. Semuanya berharga murah dan tidak bermerek. Dan setelah punya pekerjaan, Rai menambah 4 kaus, 1 hoodie, 1 celana keluar, dan 2 celana rumah dengan uangnya sendiri.

"Jika dihitung-hitung, pakaian Rai dulu sedikit, hanya itu-itu saja dan semuanya murahan. Tapi sekarang? Dia terlihat sungguh-sungguh keren dan kaya. Pasti banyak pakaian yang lebih keren dan mewah di istananya. Dia juga sangat wangi, kira-kira parfum apa ya yang dia gunakan? Okelah, dia Raja. Tentu saja dia bergelimang harta. Tapi rasa-rasanya seperti-"

"Travis." Rai memanggil membuyarkan pikiran Travis.

"What?"

"Di istana banyak sekali pakaian yang bagus. Kalau kau tidak suka modelnya, kau boleh meminta model yang lain. Kau juga bisa memberikan contoh seperti gambar. Nanti mereka akan membuatkannya untukmu." Rai tersenyum dengan senyuman baik-baik ciri khasnya selama ini. "Bagaimana? Mau ikut ke Razorve?" tanyanya lagi dengan senyuman.

Rasanya Travis seperti dipermalukan di depan jutaan orang. Ah, maaf. Sedikit lebay. Pokoknya, Travis jadi malu luar biasa. Apa Rai bisa membaca pikirannya atau kebetulan atau bagaimana?

Kemudian, hening. Travis tidak menjawab. Pemuda berusia 21 tahun itu termenung melamun. Kakaknya dan pacar kakaknya hanya menunggu.

Setelah 2 menit, Travis mulai menatap serius pada Rai yang lengannya sedang dipeluki oleh Livy.

"Bagaimana Tra-"

Travis berdiri dari tempat duduknya. Menghampiri Rai di sofa sebelah. "Rai," panggilnya.

"Ya?"

"Aku... minta maaf padamu," ujar Travis pelan.

"Minta maaf untuk apa?"

RAI MEETS LIVY ✔️Where stories live. Discover now