43. You and I

854 135 123
                                    


»»——⍟——««

Setelah permainan panas tadi malam, salah satu dari mereka pun bangun lebih dulu tuk mengawali hari. Livy, gadis itu terbangun lebih dulu kali ini. Tubuhnya? Pegal bukan main.

Dengan perlahan, ia mendudukkan diri di atas seprai ungu muda yang sudah tergulung kusut akibat peperangan malam tadi.

Menatap ke sebelah, Rai masih tidur menyamping begitu damai. Tubuhnya tidak tertutup sempurna, membuat pinggulnya terekspos setengah. Livy tersenyum, menarik selimut, menutupi tubuh mulus Sang Raja hingga ke pinggang.

Namun sesuatu tiba-tiba mengagetkan. Livy melihat memar hijau keunguan pada kedua tangannya. Gadis itu kaget sebentar sebelum beringsut perlahan, turun dari ranjang. Menuju cermin meja rias untuk melihat kondisi tubuhnya yang masih belum terbalut apa-apa.

Lantas, ia mendapati kedua tulang hasta, kedua lengan, kedua bahu, dan kedua paha bagian atas sampai bawahnya lebam-lebam. Area pinggang dan panggul juga tidak luput dari lebam. Dan area dada, dipenuhi bekas-bekas hisapan.

Livy mencoba menekan memar-memarnya. Tidak sakit, meski harusnya sakit. Tapi kalau dilihat, memang membuat ngeri. Apalagi, tubuh Livy sangat putih, membuat hijau keunguan itu terlihat kontras mengganggu pandangan.

Ia melirik pada Rai di atas ranjang. Masih terlelap. Berarti aman.

Lalu, mengendap-endaplah dirinya. Bergerak menuju kamar mandi dengan langkah perlahan. Setelah di dalam, ia menutup dan mengunci pintu. Kemudian, tangannya terulur memutar keran air, hendak mengisi bath-tub yang terbuat dari batu alam itu dengan air mandi.

 Kemudian, tangannya terulur memutar keran air, hendak mengisi bath-tub yang terbuat dari batu alam itu dengan air mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika di Bumi harga dari bath-tub itu akan menembus angka miliaran, di Razorve, tidak akan jadi semahal itu. Sebab Razorve sangat kaya akan batuan alam. Jadi, menemukan benda-benda seperti itu tidaklah sulit di sana. Sehingga, harganya pun tidak terlalu mahal jika dikonversi ke mata uang-mata uang Bumi.

Setelah terisi hampir penuh, Livy menuangkan cairan sabun favoritnya ke dalam sana—sabun berwangikan mawar yang berpadu dengan melati. Lalu, ia pun masuk ke dalam bath-tub.

Livy mengambil air dengan telapak tangan, lalu meyiramkannya ke tangan langsing yang penuh memar. Kemudian, mengusap dan menggosok bagian-bagian tubuhnya dengan perlahan juga saksama.

Sesekali bersandar sebentar, menutup mata, merilekskan badan. Ia menatap kedua paha di antara air rendaman. Mengkilap karena air dan busa-busa kecil, lebam karena perbuatan sang kekasih.

Livy tidak sakit, tidak marah, tidak sedih, tidak keberatan. Tidak merasakan apapun yang negatif dalam hati meski tubuh cantiknya kini tampak serupa dengan orang yang baru saja dianiaya oleh pasangan psikopat.

RAI MEETS LIVY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang