12. Labhrainn's Destiny

644 135 154
                                    


»»——⍟——««

Heras sedang berjalan ke hutan bersama seorang pria yang lebih tua darinya—Balint, salah satu petugas istana yang kerjanya meracik obat-obatan untuk penghuni istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heras sedang berjalan ke hutan bersama seorang pria yang lebih tua darinya—Balint, salah satu petugas istana yang kerjanya meracik obat-obatan untuk penghuni istana. Jika Ratu atau salah satu petugas istana jatuh sakit, Balint-lah orang yang akan mereka cari.

Heras ikut ke hutan juga karena Balint yang mengajaknya. Orang tua itu tahu bahwa Heras banyak mengerti tentang obat-obatan.

Saat sedang menyusuri hutan, Heras melihat ada pohon buah strawple. Seketika, teringat pada wajah chubby anaknya.

"Rai sangat suka buah strawple," gumam Heras setelah memetik satu buah berwarna magenta tersebut.

"Strawple sangat bagus untuk kulit," kata Balint menanggapi. Pria paruh baya itu sedang memetik bunga-bunga yang berwarna keunguan.

Heras tersenyum getir, sambil menatap buah yang ada di tangannya. "Ya, kulit Rai sangat bagus. Dia juga sangat suka stroberi." Suaranya merendah sendu.

Balint menegakkan punggungnya yang sedari tadi membungkuk karena memetik. Kemudian, menatap Heras yang ada di samping kiri.

"Bumi bukan tempat yang buruk, meskipun penghuninya banyak yang licik juga jahat. Sebenarnya sama saja. Razorve juga begitu, bukan? Yang penting, Rai ditemukan oleh orang baik," ungkap Balint lalu tersenyum. Orang tua itu suka sekali tersenyum.

"Benarkah? Kau tahu dari mana?" tanya Heras tidak sabar.

"Aku sedikit banyak tahu tentang Bumi dan apa yang Rai jalani di sana."

Heras mengernyit tak paham, bersamaan dengan Balint yang menarik tangan Heras untuk berjalan berpindah tempat.

"Maksudnya bagaimana, Balint?"

"Aku memang bukan penyihir sekaligus peramal sekuat Adonis. Aku hanya bisa meramal. Tapi sebelum menjadi tabib kerajaan, aku adalah salah satu peramal yang cukup dipercaya oleh mendiang Raja Gramercy. Bahkan, beliau pernah menyuruhku meramal kapan dia meninggal," ungkap Balint lalu terkekeh.

Keduanya berjalan dengan santai, namun tidak dengan tatapan Heras yang melekat penuh penasaran.

"Apa kau bisa melihat anakku bagaimana? Maksudku... bagaimana keadaannya di sana? Apa dia baik-baik saja?" Heras menyerang dengan pertanyaan.

Balint tersenyum menampilkan kerutan di pipi sampai ujung matanya. "Yang aku lihat, anakmu yang sudah berusia 20 tahunan itu tinggal bersama seorang gadis baik dan juga seorang lelaki yang sepertinya lebih muda dari gadis itu. Mungkin kekasih dari gadis itu atau saudaranya. Aku kurang tahu kalau itu."

Heras menghela napas lega. Setidaknya, Rai bersama dengan orang baik.

"Tapi aku melihat..." Balint melambatkan langkah, lalu memejamkan mata berusaha fokus pada pengelihatannya. "Air mata, isakan..."

RAI MEETS LIVY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang