39. Why is It?

682 131 77
                                    

»»——⍟——««

Keesokan harinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokan harinya...

Ditemani 2 orang dayang, Livy yang mengenakan gaun putih lembut bagai kapas itu mulai mendudukkan diri di atas sebuah bangku, setelah berjalan lumayan jauh dari kamarnya yang berada di istana ke tempat indah di dekat istana.

Lalu, dilihatnya seorang dayang lain yang entah datang dari mana, berjalan mendekat sembari membawa sebuah nampan makanan. Ada 2 gelas terbuat dari kristal bening dan ada 2 piring yang juga terbuat dari kristal bening. Entah apa isinya.

"Permisi, Nona Livy. Ini sarapan untukmu," ujar dayang itu begitu lembut dan ramah seraya meletakkan nampan makanan di atas bangku, di sebelah Livy.

Di Razorve, tidak terlalu terbiasa makan-makan bersama di meja makan kecuali jika ada acara keluarga atau acara-acara penting lainnya. Jadi, untuk para royalty, makanan akan dihidangkan oleh para dayang langsung ke titik dimana mereka berada.

Melihat itu, Livy tersenyum ramah pada si dayang pembawa makanan. "Terimakasih, ya," katanya.

Dayang itu menunduk. "Sebelumnya, maaf jika Nona kurang menyukai rasa dari makanan ini. Kami tidak tahu apa yang biasa kau sukai di Bumi. Jadi, kami bertanya pada Tuan Travis tadi saat kau masih tidur. Dia bilang, mungkin kau akan menyukai ini. Tuan Travis sendiri yang mengajari kami cara membuatnya," urai dayang itu dengan sopan.

Livy sontak tercengang. "T-Travis mengajari kalian? Ya ampun... apa dia banyak mulut? Maafkan Adikku jika berkata atau berbuat kurang sopan pada kalian, ya. Dia memang begitu... tapi dia bukan orang jahat," jelas Livy menahan canggung.

"Ah, Nona Livy tidak perlu meminta maaf begitu. Tidak apa-apa, kok. Lagi pula, kalau Tuan Travis tidak menjelaskan panjang lebar, kami tidak akan mengerti." Dayang itu tersenyum kemudian.

"Baiklah. Sekali lagi, terimakasih," ujar Livy lagi sebelum dayang itu pergi.

Livy kini menoleh pada 2 dayang yang ada di belakang bangkunya. "Emm, kalian bisa tinggalkan aku sendiri. Nanti, kalau ada apa-apa, aku bisa meminta tolong pada petugas istana terdekat," ujarnya lalu tersenyum.

Kedua dayang itu saling pandang, sebelum salah satunya berujar, "apa tidak apa-apa Nona Livy sendirian? Yang Mulia Raja berpesan, harus selalu menemanimu saat dirinya sedang tidak bersamamu," kata salah satu dayang.

Livy tersenyum.

Yang Mulia Raja. Sebutan itu terdengar begitu berat di telinga.

"Tidak apa-apa, kok. Aku... sedang ingin sendiri. Nanti, aku akan meminta kalian menemaniku lagi. Oke?" Livy tersenyum akrab.

RAI MEETS LIVY ✔️Where stories live. Discover now