34. Rai & His Lovely Soul

753 146 143
                                    

»»——⍟——««

Keesokan harinya...

Los Angeles. 6.30 pagi.

Livy terbangun dalam kegamangan. Menatap jendela kamar dengan kekosongan, namun benaknya dipenuhi kedamaian. Baru saja mendapat kunjungan, dari sebuah mimpi yang aneh namun begitu indah.

 Baru saja mendapat kunjungan, dari sebuah mimpi yang aneh namun begitu indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih tergambar jelas di ingatan. Tentang mimpinya yang menampilkan presensi Rai yang sedikit berbeda. Terlihat lebih kurus, lebih imut, dan lebih muda. Namun tatapan dan intonasinya jauh lebih dewasa. Membawa-bawa skateboard dan duduk berhadapan dengan Livy di atas rerumputan.

"Aku juga rindu Livy. Jangan marah-marah ya, Sayang. Tunggulah sebentar, kau akan tidur denganku lagi."

"Livy masih galak ternyata. Tapi tidak apa-apa, Livy cantik kalau sedang marah-marah."

"Aku harus bersiap-siap dulu, Sayang. Beberapa hari lagi, ada upacara pemindahan tahta. Entah akan seperti apa, aku juga kurang mengerti. Mereka bilang, akan menerangkannya lagi padaku ketika semuanya sudah pasti. Dan setelah itu... aku akan mengunjungimu."

Usai mengatakan kalimat panjang lebarnya pada Livy, Rai berdiri dari padang rumput, kemudian berbalik badan dan menaiki skateboard-nya. Ia tersenyum cerah, melambai, lalu meninggalkan Livy di sana.

Begitulah kiranya isi dari mimpi Livy semalam.

Iya, itu adalah kalimat yang Rai ucapkan untuk Livy setelah mendengar suara frustasi gadis itu ketika tak dapat tidur tadi malam.

Tak dapat mendengar langsung seperti Rai, sehingga untuk Livy, ujaran-ujaran Rai diantar oleh Semesta dengan kemasan mimpi yang lucu dan berkesan. Mimpi Livy tadi malam bagai sebuah amplop surat yang indah. Di dalamnya, ada pesan asli dari kekasih hatinya.

"Aku harus bertanya pada Kakek Josh. Siapa tahu, dia mengerti tentang mimpi," ujar Livy bermonolg.

Lantas, dengan perasaan yang entah mengapa jadi begitu ringan dan riang, Livy mulai memulai harinya. Membuatkan sarapan untuk adiknya sebelum mandi dan bergegas pergi bekerja.

»»——⍟——««

Pukul 5 sore.

Seharian bekerja, akhirnya Livy pulang. Namun sebelum pulang, tak lupa ia singgah di rumah Josh sebab ingin bertanya perihal mimpinya.

Gadis itu mengetuk pintu rumah Josh ketika sampai, tetapi ternyata si pemilik rumah malah muncul dari samping rumahnya.

"Livy?" panggilnya setelah menatap siapa yang ada di depan pintunya.

RAI MEETS LIVY ✔️Where stories live. Discover now