6. Adonis' Real Purpose

657 162 183
                                    

»»——⍟——««

Besok adalah hari pertama Livy bertugas sebagai kasir di salah satu mini market yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Sore ini, jam 3. Rai sedang bersama Travis. Membantu si tuan rumah mencuci baju. Rai sedang mengamati baju yang berputar-putar di dalam mesin cuci dengan tanpa berkedip. Wajahnya serius sekali.

"Hey, Dude. Kau tidak pernah melihat itu sebelumnya?" tanya Travis sambil duduk di atas kursi dan memangku dagu di atas meja.

Rai hanya menggeleng. "Travis, apa Rai boleh mencobanya?" tanyanya kemudian.

"Mencoba berputar-putar di dalam mesin cuci?"

"Bukan... maksudnya memasukkan pakaian ke dalam benda hebat itu," terang Rai.

"Hm. Tentu boleh. Dan itu hanya mesin cuci. Tidak ada hebat-hebatnya," sahut Travis cuek.

Sedari tadi berjongkok, Rai pun kini berdiri. Lalu ia menghadap Travis. "Travis tidak boleh bilang begitu. Benda ini hebat. Ibu Rai biasa mencuci di sungai dan air terjun. Tapi Travis tidak perlu repot mencari sungai atau air terjun untuk mencuci. Berarti benda ini hebat." Rai menjelaskan dengan sangat serius.

"Hm. Ya, ya. Benda itu hebat," balas Travis malas.

"Emm, Travis." Rai memanggil pelan.

"Hm?"

"Rai mau bilang sesuatu."

"Apa?"

"Tapi, Travis jangan marah, ya."

Travis mengangkat sebelah alisnya, ia menatap Rai curiga. "Apa ada barangku yang kau rusak?"

Rai menggeleng banyak. "Tidak, bukan itu."

"Lalu?"

"Emm, Rai... mau minta maaf karena Rai belum mendapat uang. Rai belum sempat mencarinya," ungkap Rai pelan dengan nada yang takut-takut. Ia meremas jari-jarinya sendiri.

Travis menghela napas. Sedikit kasihan melihat Rai yang meminta maaf karena hal itu.

"Tapi Rai janji, besok Rai akan mulai mencari uang," lanjut Rai pelan.

"Iya. Sudahlah, tidak usah dipikirkan," ujar Travis bersamaan dengan timer mesin cuci yang berbunyi dan berhenti berputar.

Namun, sebuah ide pun terpikir di kepala Travis.

"Rai ini kalau dilihat-lihat, tampan juga. Apa aku bawa dia ke bar saja, ya? Siapa tahu dia bisa mendapat pekerjaan di sana, hmm." Travis mengelus-elus dagunya.

"Rai, kau mau mendapat uang, kan?" tanya Travis kemudian.

"Iya, mau."

"Bagaimana nanti malam kau ikut bersamaku ke bar? Siapa tahu, kau bisa mendapat pekerjaan di sana. Kau mau?"

"Iya, iya! Rai mau!" jawab Rai begitu semangat.

"Good. That's my Bro."

»»——⍟——««

»»——⍟——««

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
RAI MEETS LIVY ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz