46. Closed Book [THE END]

1.6K 166 195
                                    

..........

»»——⍟——««

"Bersiap-siaplah. Sebentar lagi, Javier akan lahir," ujar Rai terus-terang. Ya, bayi itu sudah memiliki nama meski belum lahir. Ibunya yang manamai.

Emallie yang berdiri di belakang Rai langsung terbelalak mendengar pernyataan Sang Raja. Selagi masih terbelalak, Rai menoleh padanya.

"Siapkan semuanya, Emallie," titahnya.

Emallie langsung mengangguk patuh. "Baik, Yang Mulia Raja," ucapnya sebelum bergegas keluar kamar. Menyiapkan segala keperluan dan memanggil semua pasukan.

Sementara Livy, masih diam dalam kegamangan. Sakitnya kontraksi saja belum ia rasakan, namun suaminya sudah lebih dari sigap menyiapkan semuanya. Pantas saja, belum jamnya pulang kerja, si pria sudah datang menghampirinya di dalam kamar.

Tenang, ini tidak akan menakutkan. Hanya seperti kelahiran biasa.

Selama hamil pun, Livy tidak mengalami gangguan-gangguan kehamilan yang signifikan. Hanya lebih sering pusing, mudah mengantuk, dan makan dengan sangat banyak. Selebihnya, Livy menikmati kehamilannya dengan mudah dan bahagia.

Sebenarnya... itu semua bisa terjadi karena suatu rahasia yang hanya Rai dan Balint saja yang mengetahui.

Setiap sebulan sekali, Rai harus mencampurkan beberapa tetes darahnya ke jus-jus yang Livy minum sebagai suplemen dan penguat. Sebab Balint bilang, jika tidak begitu, ditakutkan Livy tidak mampu mengandung anak dari Rai meskipun sudah diberi ramuan serupa jamu-jamuan khusus ibu hamil.

Sebab mengandung anak yang memiliki gen Rex Lucem sama dengan mempertaruhkan nyawa. Si bayi menyerap energi dan nutrisi dari tubuh ibunya secara agresif dan brutal. Jika si Ayah tidak 'membantu', si Ibu tidak akan sanggup menanggung kehamilannya. Dengan kata lain, akan membahayakan nyawa si Ibu.

Maka, Rai pun harus melukai ujung jarinya setiap bulan guna mengeluarkan darah manisnya dan mencampurkannya ke minuman Livy.

Terlihat mudah, terlihat hebat, namun sebenarnya, hal itu dapat menjadi ancaman yang tidak diduga-duga.

**
"Yang Mulia Raja, berjanjilah padaku, jangan sampai ada yang mengetahui kalau darahmu bisa menguatkan tubuh dan menyembuhkan penyakit,"

Rai memicingkan mata. "Mengapa, Kakek? Ah, tunggu. Biar aku tebak," katanya. Lalu, ia pun diam sebentar sambil menatap Balint sebelum akhirnya mendapat kesimpulan. "Aku tahu," ujarnya kemudian.

"Apa?"

"Orang-orang bisa saja memburuku."

Balint tersenyum kecil. "Kau memang Rex Lucem-ku yang sangat pintar dan cermat."

Rai menghela napas, lalu menatap ke arah lain tidak lagi pada Balint.

"Yang Mulia Raja." Balint memegang bahu Rai. "Kau memang sangat kuat dan hebat. Tapi, lebih baik tidak usah mengambil risiko. Orang-orang jahat, serigala berbulu domba, dan musuh dalam selimut ada di mana-mana. Mereka datang tanpa diundang, tanpa disangka-sangka. Aku hanya ingin... kau tidak perlu menghadapi situasi yang merepotkan di kemudian hari," urai Balint.

RAI MEETS LIVY ✔️Where stories live. Discover now