18. Lessons from Frederick

655 140 124
                                    

..........
»»——⍟——««

Usai menghabiskan lasagna dan juga film The Hollow Crown yang tidak sengaja Rai tamatkan, anak itu berdiri dari sofa dan membawa piring kotornya menuju wastafel yang berada di dapur milik Nancy.

Janganlah kalian berpikir film itu berisi adegan dewasa semua. Film itu bercerita tentang kerajaan dan segala huru-hara di dalamnya.

Sudah terbiasa melakukan, Rai pun langsung mencuci piring dan garpu kotornya. Tidak lupa ia mencuci piring, gelas, dan sendok kotor lain yang terlihat oleh matanya. Bunyi air yang keluar dari keran, berpadu dengan bunyian piring, gelas, sendok, garpu yang sesekali bertabrakan dengan pelan.

Sedang asyik mencuci, tiba-tiba ada orang yang memanggil sambil menepuk bahunya dari belakang. "Hi, my Bro!" katanya begitu mengagetkan. Hampir saja Rai memecahkan piring Nancy jika genggamannya pada piring itu tidak kuat.

Rai menengok ke samping. "Ya ampun, Fred. Mengagetkan saja!" sentaknya kesal tapi lucu.

Frederick hanya cengar-cengir. Maklum, baru saja diceritakan oleh Livy bahwa 11 hari lalu Rai akhirnya mendapat mimpi dewasa pertamanya.

Kalau kalian bertanya mengapa Frederick tiba-tiba muncul di dapur Nancy bagai hantu, jawabannya karena Frederick bertetangga dengan Nancy. Hanya berbeda 2 rumah, dan kebetulan pemuda itu baru saja membeli sesuatu di mini market Nancy.

Dan Livy yang notabene selalu membagi kisah hidupnya pada Frederick, langsung menceritakan tentang apa yang baru Rai alami serta bagaimana perubahan sikap Rai yang cukup signifikan. Apalagi Frederick dan Livy adalah member dari tim sukses Rai menuju dewasa, sehingga mereka berdua harus membicarakan hal krusial ini.

Kembali lagi pada Frederick. Ia hanya memerhatikan Rai yang tengah serius berkutat pada cucian piringnya. Bibir Rai bahkan sedikit mangap sangking seriusnya.

"Kau rajin sekali ya ternyata," komentar Frederick, masih berdiri di samping wastafel.

Rai hanya tersenyum sambil terus menggosok-gosok piring juga gelas dengan spons berbusanya.

"Bagaimana kabarmu? Sudah lama kau tidak ke mini market, kita jadi lama tidak bertemu," ujar Frederick lagi.

"Kabarku baik, dan aku banyak pekerjaan di rumah," sahut Rai mulai membilas cuciannya. "Aku tidak mau hanya merepotkan Livy dan Travis. Mereka sudah baik mau mengizinkanku tinggal di rumah mereka, jadi aku ingin membantu mereka," jelasnya lagi.

"Astaga, astaga! Apa ini betul-betul Rai? Livy benar. Dia sudah berubah lebih dewasa. Dan dia mengatakan 'aku' bukan 'Rai' lagi. Tapi ini baru 11 hari setelah mimpi basahnya. Bagaimana dia bisa berubah secepat ini? Tidak masuk akal."

Frederick berujar bingung dalam hatinya. Namun wajahnya biasa saja seolah tidak berpikir apa-apa. "Ah, I see..." gumam Frederick sok tenang.

Seketika, di atas kepala Frederick muncul bohlam lampu tanda ia mendapat ide. "Emm, Rai. Aku punya tawaran untukmu," ucapnya kemudian.

Rai sedang membilas tangannya dari busa sabun, kemudian mengeringkannya dengan handuk kecil yang tergantung di atas wastafel. Setelahnya, ia menatap Frederick. "Tawaran apa?" tanyanya.

"Bagaimana kalau kau–"

"Bibi Nancy mana, ya?" Rai melihat-lihat ke belakang Frederick. "Kok lama sekali? Katanya tadi cuma sebentar," ucap Rai memotong.

RAI MEETS LIVY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang