24. Gloomy Sky

653 141 152
                                    

»»——⍟——««

4 hari kemudian di Razorve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 hari kemudian di Razorve. 8 hari kemudian di Bumi.

Sudah 4 hari, Razorve dilanda cuaca yang aneh. Hujan, lalu mendung, lalu cerah, kadang begitu terik. Kemudian mendung lagi berjam-jam, lalu hujan ringan, mendung berjam-jam, lalu hujan besar, hingga hujan badai.

Semua penduduk Razorve menyadari adanya kejanggalan tersebut, namun tak mengerti apa sebabnya. Kasihan. Mereka tidak tahu kalau cuaca di Razorve sekarang bergantung pada suasana hati Rex Lucem mereka.

Lalu apakah si Rex Lucem sendiri tidak mengetahuinya? Tentu saja dia belum tahu. Dan apakah dia bisa membuat para cuaca supaya tak perlu mengikuti suasana hatinya? Tentu saja dia bisa. Namun kembali lagi, dia belum tahu.

"Cuaca sangat aneh beberapa hari ini," ujar seseorang—Labita, pada Balint.

"Semua orang menyadarinya. Sungguh aneh memang. Aku berharap tidak akan terjadi apa-apa pada Razorve," kata Balint sambil menatap langit yang sedang diguyur hujan dengan intensitas sedang.

Omong-omong, Balint pun tidak tahu kalau Rai adalah Rex Lucem. Sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa hanya Tatianna saja yang dipilih oleh Semesta.

Oh ya, Labita dan Heras tidak mengetahui tentang desas-desus 'ramalan Penyihir Tatianna yang mengatakan bahwa Labhrainn adalah Rex Lucem'.

Ratu Thaddea melarang semua orang istana untuk memberi tahu mereka, supaya mereka tidak membuat permintaan-permintaan yang lebih menyusahkan. Alhasil, semua orang istana tahu namun tidak dengan Labita dan Heras.

"Bagaimana, Balint? Kapan kira-kira racikan penawar racun itu akan rampung? Heras meminta waktu 1 bulan, sedangkan ini sudah 1 bulan lewat 10 hari. Aku ingin cepat-cepat pergi ke Bumi menemui anakku!" Labita bersungut kesal.

Balint hanya tersenyum. "Bersabarlah, Labita. Aku janji, seminggu lagi racikan ini akan selesai. Aku sangat membutuhkan Heras, karena anak buahku tidak ada yang sehebat dia," ungkap Balint dengan senyuman.

Labita menghela napas sabar, berusaha mengerti dan berharap Rai bisa menunggu sebentar lagi.

Sementara di sudut lain istana, di wilayah penjara, ada Tatianna yang sibuk mengamati cuaca luar dari ventilasi ruang tahanan gelapnya.

Tiba-tiba, manik mengawang Tatianna terpejam sebab sebuah pengelihatan menghampiri mata batinnya.

3 detik, 5 detik, 10 detik, 17 detik.

Tatianna kembali membuka mata. Wajahnya terperangah. Ia berdiri dengan cepat, berlari menuju baja jeruji untuk ia genggam. "Hei, kalian! Kalian semua! Dengarkan aku!" seru Tatianna tak tanggung-tanggung.

Tatianna sungguh tak tahu malu. Ya, malunya hilang karena rasa cinta dan rasa tanggung jawabnya atas semua ini.

"Cuaca menjadi seperti ini karena suasana hati Rex Lucem di Bumi sana yang tidak menentu! Hei, para penjaga! Sampaikan pada Ratu! Kalau tidak mau mengalami gagal panen besar-besaran, bawa Tuan Labhrainn pulang! Hanya dia yang bisa menghentikan cuaca yang tidak jelas ini. Bawa dia ke sini!–"

RAI MEETS LIVY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang