32. Vision Transfer

629 138 131
                                    

»»——⍟——««

Keesokan harinya...

Razorve Selatan. Pukul 30 sore.

Rai sedang berjalan menyusuri istana bersama Efonda—salah satu asisten pribadi Thaddea dalam hal pekerjaannya sebagai Ratu. Mereka kebetulan bertemu di salah satu koridor istana.

"Kenapa tidak berjalan bersama dayang, Yang Mulia?" tanya Efonda dengan senyuman sopan.

"Tidak apa-apa. Aku yang menyuruh mereka pergi, tidak perlu mengikutiku terus," katanya lalu tersenyum juga.

Efonda mengangguk-angguk saja sambil terus berjalan di sebelah Rai. Sesekali ia menarik napas lebih dalam, ingin menghirup aroma Rex Lucem-nya yang begitu harum semerbak.

Tidak. Rai tidak menggunakan parfum, lebih tepatnya ia tidak butuh parfum.

"Oh ya, apa Yang Mulia sudah diberitahu tentang kapan upacara pemindahan tahta akan dilakukan?" tanya Efonda lagi dengan sopan.

Dahi Rai sontak mengerut. Mendadak kepalanya pusing, memikirkan dirinya sebentar lagi harus mengemban tugas yang super duper berat dan merepotkan.

"Belum."

Efonda tersenyum. "Mungkin sebentar lagi, Yang Mulia. Sepertinya akan dilakukan dalam minggu ini, tapi banyak yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Kami harap, Yang Mulia bisa menunggu sebentar lagi."

Mohon maaf, tapi Rai tidak gila harta dan tahta. Namun wanita, ya... bisa dibilang iya. Soalnya ada Livy yang bertahta tinggi di hatinya.

Rai tersenyum hambar. "Tidak perlu terburu-buru seperti itu. Aku tidak akan menyuruh kalian cepat-cepat, kalau lama juga tidak apa-apa," ucapnya jujur.

Efonda menggaruk tengkuk, canggung. Kemudian, mereka dipertemukan dengan tangga yang berbeda arah. Efonda pun meminta izin untuk menuju tangga lain, bukan tangga yang ingin Rai gunakan. Mereka pun berpisah di sana.


Kembali lagi Rai berjalan-jalan sendirian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kembali lagi Rai berjalan-jalan sendirian. Sebenarnya tidak tahu juga mau kemana. Hanya sedang berputar-putar istana, hendak menghafal setiap sudut dan ruangan yang ada di istana tersebut.

Sejak sembuh, Rai punya banyak pikiran yang membebani otaknya. Tentu masih ingat kan, apa yang akan Rai lakukan ketika dirinya bersedih atau banyak pikiran? Ya, bekerja. Bekerja sampai kelelahan.

Tapi di istana, boro-boro diizinkan bekerja. Berganti baju setelah mandi saja selalu ada seorang dayang lelaki yang hadir tuk menyiapkan seluruh pakaian, serta membantunya mengenakan pakaian. Menyisiri rambut dan mengeringkan sayap basahnya.

RAI MEETS LIVY ✔️Where stories live. Discover now