22. Misunderstanding

683 144 101
                                    

Minta tolong bacanya pelan-pelan, ya. Terima kasih^^

.
.
.
.
.
.

.........

»»——⍟——««

"Apa itu astral projection? Dan

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Apa itu astral projection? Dan... orang yang ada di foto ini mengapa sangat mirip denganku?" tanya Rai kebingungan.

"Apa kau rasa yang ada di lukisan itu adalah dirimu?" Josh tersenyum.

Rai menatap Josh dengan dalam, sedangkan pikirannya dilanda bingung yang banyak. "Kapan Kakaknya Kakek Josh melukis lukisan ini?" Ia balik bertanya.

"Sudah lama. Sekitar 5 tahun lalu jika aku tidak salah. Lalu 3 tahun lalu, anakku memotret lukisan itu dan memberikannya padaku," jawab Josh sambil mengingat-ingat. "Dan John sudah meninggal 2 tahun yang lalu," imbuhnya.

Hening.

"Jadi bagaimana menurutmu, hm? Apakah itu dirimu atau bukan?" tanya Josh lagi dengan senyuman ringan ala orang tua.

Namun ditanya begitu, Rai jadi semakin gundah. Ingin berkata 'iya' namun bagaimana bisa? Rai bahkan tidak kenal siapa itu John. Dan, 5 tahun lalu? Berarti Rai masih berusia 4-5 tahun dan masih tinggal di Razorve. Tentunya wajah Rai belum seperti yang ada di lukisan tersebut.

Namun ingin berkata 'tidak', Rai tak bisa memungkiri kalau foto lukisan itu terlihat 100% seperti dirinya.

"Emm, aku–"

"The Thousandth King. Salah satu orang yang John jumpai ketika melakukan astral projection. Si Raja bersayap yang begitu tampan. Kulitnya bersih bagai susu, matanya biru bagai samudera, tubuhnya harum bagai bunga-bunga. Senantiasa muda seumur hidupnya. Tidak banyak bicara, namun banyak tersenyum. Semua yang dititahkannya adalah keadilan dan kebijaksanaan. Fisiknya lebih kuat dari baja, namun hatinya lembut bak kelopak bunga. Memiliki kesaktian yang tak masuk akal. Begitu dicintai, namun juga disegani dan ditakuti oleh rakyatnya. Adalah Raja ke-1000 dari sebuah dunia yang bukan berasal dari tata surya Bumi. Begitulah yang John katakan padaku di telepon." Josh terkekeh kemudian.

Air mata Rai menetes. Rautnya datar namun bimbang, sedangkan hatinya tersentuh hebat.

"Mengapa kau menangis?"

Manik Rai masih mengawang. Ia tak menjawab.

"Rai."

Bahunya disentuh, Rai pun tersadar lantas menyeka air matanya. "Ah, tidak. Aku... aku tidak tahu, tapi rasanya seperti terharu mendengar penjelasan Kakek Josh tentang Raja itu." Rai tersenyum sedikit malu. Malu karena ketahuan meneteskan air mata oleh Kakek Josh.

Josh hanya tersenyum menatap Rai.

"Orang yang dijumpai Kakaknya Kakek Josh itu sangat hebat. Berarti... dia bukan aku. Karena aku kan, tidak seperti itu. Aku bukan Raja, aku tidak punya sayap, dan aku tidak hebat apalagi sakti sepertinya," ujar Rai lalu tersenyum.

RAI MEETS LIVY ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن