ALTALARICK-15

28.4K 1.6K 29
                                    

"Lo udah kabarin mereka yang lain?" Tanya al kepada damares.

Yang ditanya pun menepuk jidatnya. "Gue lupa, bentar gue telfon dulu," Ucap damares, mengeluarkan handphone nya dari kantong celana.

Dirinya pun langsung menghubungi gerry, yang langsung diangkat.

"Halo"

"Gimana? udah ketemu sama lala belum?"

"Udah, sekarang lagi dirumah sakit! Gue sama al lagi nungguin lala sadar!"

"Lo gimana sih, kenapa baru ngabarin! Kita masih disekolah nyariin lala disemua penjuru gedung, tapi tetap aja gak ketemu! Ternyata udah dibawah sama kalian kerumah sakit. Kenapa lo gak bilang dari tadi sih. Ingin ku berkata....

"KASAR

"Bacot lo, udah sekarang kalian kesini aja biar gue sherlock!"

"Yaudah, tapi kita nanti malam baru kesana! soalnya mau bersihin badan dulu sekalian istirahat bentar"

"Hm"

"Eeeh si...anj--

Tut

Dirinya langsung memutuskan panggilan telepon, walaupun gerry disana mengumpati dirinya.

Eunghh

Mereka mengalihkan pandangan kepada seorang gadis yang mengeliat kecil.

"Lala kamu udah sadar? mana yang sakit? biar aku yang panggilin dokter!" Tanya al kalang kabut.

Damares yang melihat itu geleng-geleng kepala.

Tuhkan bucinnya kumat. Batin damares.

"A..air." Lirih lala serak, al dengan cepat langsung memberikan lala air.

Setelah lala meminum air, al langsung menggenggam sebelah tangan lala yang tidaj diinfus.

"Maafin aku, yang udah nyakitin kamu." Ujar al dengan serak, dan air mata yang tergenang dipelupuk matanya.

"Jangan nangis, lala gak papa!" Ucap lala, sambil menghapus air mata al yang sudah menetes dipipi nya.

Al mengangguk pelan, dan mengubah raut wajah nya. "Siapa yang udah bikin lala kayak gini?" Tanya al dengan rahang yang sudah mengeras, dirinya tidak akan melepaskan seseorang yang sudah meyakiti gadisnya.

Lala menggeleng kan kepalanya. "Lala gak tau itu siapa, tapi dia kayaknya kakak kelas! Terus rambutnya sepunggung, pirang warna merah, terus lipstiknya merah banget. Hm... terus kukunya juga warna merah!" Jawab lala menjelaskan ciri-ciri orang yang sudah mecelakai dirinya.

Damares menolehkan kepala nya menatap seorang pria yang tidak asing. "Eeh... kakak sipit yang dikantin kan?"tanya lala, yang diangguki damares.

"Iya gue damares, sahabat al!" Ucap damares tersenyum. dengan lala yang mengangguk-anggukan kepala pelan dan mulut yang berbentuk O.

Al menoleh kedamares yang tengah menatapnya juga, seakan mengerti dirinya mengangguk dan keluar dari ruangan lala.

Lala mengerutkan dahi bingung, saat damares menatap al. Kenapa ia langsung pergi.

"Kakak sipit mau kemana?" Tanya lala kepada al yang berpindah posisi menjadi duduk didepan nya.

Al mengelus surai rambut lala dengan tersenyum. "Dia mau membasmi tikus-tikus yang menganggu banyak orang!"

"Lala ikut." Ujar lala dengan antusias.

"Boleh lala ikut, tapi harus sembuh dulu yah!" Ujar al tersenyum manis, dan mengecup pelan bibir lala.

Menatap dalam mata lala, dan dirinya teringat tentang perbuatan nya dikantin sekolah tadi.

Dirinya menatap sendu lala sembari menangkup kedua pipi nya.

"Aku udah jahat sama kamu, udah bikin kamu kecewa." Ucap al.

"Pas kakak ngaku kalo lala teman kak al, entah kenapa dada lala yang ini sakit!" Ucap lala jujur, sembari menujuk dadanya bagian kiri.

Mendengar itu membuat dada al menjadi nyeri. "Ma..maafin aku hiks..." Isak al dengan memeluk lala. Menyembunyikan wajahnya didada lala.

"Hiks... tapi aku punya alasan hiks..." Ujar al yang masih terisak, lala yang tidak tega pun mengusap punggung al yang bergetar.

"Alasannya?" Tanya lala.

"Aku gak mau nanti kamu dalam bahaya, jika aku jujur kalo kamu pacar aku. Dianggota Killer Demon ada pengkhianat, karena kamu kelemahan aku." Ujar al dengan tangis yang sudah meredah.

"Maaf kak al, lala gak tau!" Ucap lala merasa bersalah.

Al menggeleng cepat. "Bukan salah lala!" Ucap al tersenyum, dengan lala yang mengjapus jejak air matanya.

★✼☆。

Disebuah ruangan yang gelap, terdapat dua orang yang tengah duduk berbincang.

"Gimana? lo berhasilkan celakain dia?" Tanya seorang pria, sambil asap rokok.

"Berhasil dong, mungkin sekarang lagi kritis dirumah sakit. gue juga dendam sih sama dia!" Ujar seorang wanita yang meminum segelas vodka.

"Dendam kenapa?" Tanya pria itu.

"Yaah lagian beraninya dia pacaran sama al, sedangkan gue aja dari dulu udah suka malah gak pernah jadian. Yaudah gue juga berniat buat celakain dia sekali dibenturin keluar darah terus pingsan lemah gak tuh!" Ucap nya remeh.

HAHAHAHA" Mereka berdua tertawa keras, merasa bangga apa yang sudah perbuat hari ini.

"Nih bayaran lo, sesuai perjanjian!" Ucap pria itu, sembari menyodorkan amplop coklat.

"Thank you, kalo gitu gue mau kesalon dulu mau warnain rambut dan juga warnain kuku!" Ucap nya dan langsung melenggang pergi meninggalkan sosok pria yang tengah tersenyum jahat.

"Gue akan terus hancurin semua kebahagian lo!" Lanjut pria tersebut, dengan tersenyum smirk.

Sedangkan dirumah sakit, tempat lala dirawat. Sedari tadi al terus saja merengek, sampai-sampai membuat lala kesal sendiri.

"Isshh... al mau nenen lala!" Rengek al dengan kesal, karena lala menolak.

"Gak boleh, ini dirumah sakit! Kalo dokternya masuk gima--

Ucapannya terhenti, karena al melepaskan pelukan dan dengan cepat turun dari brankar rumah sakit, kemudian mengunci.

Lala menghembuskan nafas pasrah. "Yaudah, tapi pelan-pelan! Enggak boleh digigit, sakit." Ujar lala, sambil membuka kancing pasien rumah sakit.

Lala tidak menggunakan bra, jadi terlihat jelas payudara yang montok. Melihat itu membuat mata al langsung berbinar, tanpa berlama-lama dirinya langsung ikut berbaring bersama lala dan menghisap nipel lala.

"Hmpp... ah" Desah lala akibat kegelian, karena al yang memilin puting nya dan meremas.

Lama-kelamaan mereka tertidur, memasuki alam mimpi. Dengan al yang masih setia mengemut nipel lala dengan mata yang terpejam.


















Vote and Komen

ALTALARICK Where stories live. Discover now