41. BALAS DENDAM

930 89 1
                                    

"Jadi maksud lo tadi ada beberapa motor yang ngejar lo sama Viona?" tanya Andre dengan tatapan tidak percaya, setelah Galang menceritakan kejadian awal hingga akhir.

Galang mengernyit ketika luka di kakinya sedang di obati oleh Cakra, cowok itu mengangguk ke arah Andre. "iya Bang, gue juga gak terlalu merhatiin mereka. Gue terlalu khawatir sama Viona" jawab cowok itu.

Cakra mendongakkan kepalanya menatap Galang, "luka lo gak akan cukup kalau cuma di obatin kayak gini Lang, gue panggillin dokter ya?" tawar Cakra.

Devano mengangguk setuju, "iya Lang, gue yang cuma ngeliatin aja ngeri apalagi ngerasain. Pasti sakit banget kan?"

Galang justru tersenyum simpul, "luka gue gak seberapa sakitnya di banding lukanya Viona" ujar cowok itu.

Andre menatap Galang dengan serius, "lo mending istirahat dulu aja Lang, kita bisa bahas ini besok" perintahnya membuat Galang menggeleng.

"Gak bisa Bang, gue gak bisa enak-enakan istirahat sedangkan cewek gue belum siuman. Gue harus cari siapa pelaku yang udah bikin gue sama Viona kayak gini" tolak Galang, dengan tegas.

Arga datang membawakan beberapa botol air mineral dari kantin Rumah Sakit, "Elang belum dateng?" tanyanya.

"Dia gak bisa dateng, katanya ada acara mendadak" jawab Devano, setelah mengecek ponselnya dan melihat jawaban Elang.

"Lo yakin gapapa Lang?" tanya Andre sekali lagi memastikan keadaan Galang. Cowok itu mengangguk dengan yakin, "gapapa banget!"

Selesai mengobati luka Galang, Cakra lalu duduk di samping Arga tepat di kursi panjang di depan ruangan Viona di rawat. "Lo bener-bener gak lihat wajah mereka atau motor mereka gitu Lang, kalau lo lihat kan kita bisa langsung cari?" tanya Cakra.

"Sayangnya gue gak lihat sama sekali Cak" jawab cowok itu. Galang masih terus mencoba untuk mengingat-ingat kembali kejadian tadi, namun tetap tidak menemukan titik terang.

Andre memijit pelipisnya pelan seraya berfikir, cowok itu kemudian menatap Galang dan ketiga temannya secara bergantian. "Lo berempat bukannya Anggota geng ya, kalau gitu pasti lo semua punya musuh kan?" tanya Andre.

Arga mengangguk, "Iya Bang, tapi kalau di pikir-pikir kita gak punya masalah sama geng lain. Sampe mereka harus bikin Galang kayak gini" ungkap Arga.

Andre mengigit bibir bawahnya seraya berfikir lagi, "kalau gitu ada gak orang yang lo semua curigain?"

Devano terkesiap, "ada!" seru cowok itu. Galang, Arga, Cakra dan Andre langsung menatap Devano. "Siapa?" tanya Andre.

"Bara!" jawab Devano.

"Bara?"

Devano mengangguk, "lo inget kan waktu Galang balapan sama Bara, dia kan pernah ngomong ke kita kalau di bakal ngelakuin sesuatu buat kita. Gue rasa yang di maksud sama Bara itu ini" penjelasan Devano.

"Tapi kenapa dia gak langsung ke gue aja, kenapa harus waktu gue sama Viona?" tanya Galang heran.

"Justru itu dia mau buat lo sengsara dengan cara melukai orang-orang yang lo sayang" balas Devano.

Cakra mengangguk, cowok itu tampak setuju dengan jawaban Devano karena sangat masuk akal. "Tapi kita gak bisa nuduh tanpa bukti" sahut cowok itu.

Arga menjentikkan jarinya, "gimana kalau besok kita ke tempat kejadian Galang kecelakaan tadi, siapa tau ada sesuatu di sana yang membantu kita buat cari bukti kuat?" ajaknya.

"Gue setuju, gue juga bakalan bantu lo semua. Nanti gue minta semua teman-teman gue buat bantu cari tau" ujar Andre.

Semuanya langsung menyetujui saran Arga, "Kalau gitu lo pada bisa balik sekarang, biar gue aja yang jagain Viona" kata Andre seraya beranjak.

GALVIO (COMPLETED)Where stories live. Discover now