21. VIONA KENAPA?

2.1K 158 11
                                    

"Galang, nanti malam kamu ikut Papa buat hadir ke acara perusahaan Papa yang akan bekerja sama dengan perusahaan Pak Anton-teman lama Papa!" Ujar Natanail-Papa Galang tiba-tiba, membuat cowok itu sedikit terkejut.

Galang langsung menghentikan sarapannya, dan menaruh sendok beserta garpunya di atas piring. "Galang ada acara" balas Galang, cuek. Lalu cowok itu berdiri seraya memakai jaket levis-nya.

"Ini acara penting Galang, kamu sebagai penerus Papa harus ikut supaya kamu ngerti dunia bisnis" ungkap Papa-nya lagi.

Galang menghela nafas berat, suasana hatinya yang semula tenang dan damai menjadi rusak seketika karena ajakan Papa-nya. "Galang gak bisa Pa!" tolak Galang lagi. Cowok itu lalu berjalan meninggalkan Ruang makan.

"Kalau kamu gak mau ikut, Papa bakal kirim pengawal buat cari keberadaan Mama kamu. Supaya Mama kamu dalam pengawasan Papa, dan bikin hidupnya gak akan tenang lagi kayak dulu!" Ucap Papa Galang, dengan serius.

Mendengar itu, Galang langsung berhenti dan menghadap Papa-nya. Cowok itu memukul meja dengan cukup keras, "jangan pernah sakitin Mama lagi, belum puas Papa bikin Mama kesiksa setiap hari?"

Natanail terkekeh, pria paruh baya itu meneguk habis minuman yang sedang ia pegang lalu menaruhnya kembali di atas meja makan. "Kamu pikir Papa gak tau, kalau kemarin kamu datang lagi ke rumah Mama kamu?"

Galang mengerutkan dahinya, "Papa ngikutin Galang?"

"Papa gak se-santai itu sampai harus ngikutin kamu pergi kemana pun, kamu lupa Papa punya banyak pengawal yang bisa di andalkan buat mata-matain kamu?"

Galang membuang nafas kasar, setelah mendengar jawaban dari sang Papa. "Selalu dan selalu, Papa itu cuma bisa ngancem dan ngandalin segala cara buat hidup Galang kesiksa, Papa masih gak sadar juga Mama pergi itu gara-gara sikap Papa yang kayak gini. Terlalu egois, mementingkan diri sendiri!"

"Papa kayak gini juga buat kamu Galang, Papa udah kasih segalanya buat kamu tapi apa balasan kamu?"

"Tapi cara Papa salah, makanya Galang gak mau jadi penerus perusahaan Papa!" Jawab Galang cepat. Sebelum pergi, Galang menatap Natanail dengan cukup intens. "Dan satu lagi, jangan pernah temui Mama lagi!"

Lagi-lagi Natanail terkekeh, "semua keputusan ada di kamu Galang, pikirkan ucapan Papa tadi baik-baik!"

•••

"Ya Allah di pagi hari yang cerah ini, kenapa wajah teman-teman saya sangat murung sekali. Ada apa dengan mereka ya Allah?" Seru Elang, karena sendari tadi teman-temannya hanya diam saja.

"Lo semua lagi pada sariawan apa gimana dah, diam aja dari tadi perasaan?" Tanya Elang.

Arga membetulkan posisinya duduknya, "lo ngomong sama siapa?" tanyanya kepada Elang.

"Sama cicak no, cicak. Ya sama Lo semua lah!" Jawabnya tidak santai.

Galang menelungkupkan wajahnya di atas meja, cowok itu benar-benar sedang tidak mood untuk di ajak bicara. Suasana hatinya sedang sangat buruk, mulai dari perdebatan antara dirinya dan sang Papa di rumah tadi.

Lalu di lanjut dengan Viona yang tidak memberinya kabar, padahal Galang tadi sudah menyempatkan waktu untuk menjemput dirinya namun Viona justru malah berangkat terlebih dahulu.

GALVIO (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora