14. FABIAN SI PEMAKSA

2.9K 223 20
                                    

Pulang sekolah adalah waktu yang sangat di nanti-nantikan oleh semua murid di SMA Bhakti Dharma, terutama untuk para kaum laki-laki yang sudah merengek ingin di pulangkan sendari tadi.

Lima menit sudah berlalu kini Viona sedang berjalan di lorong sekolah sendirian, karena Dania sedang ada urusan dengan temannya di jurusan IPA, sedangakan Elena gadis itu sedang mengisi perutnya di kantin.

Dan berhubung Viona sudah capek seharian bergelut dengan segala tugas-tugasnya, maka dari itu ia memilih untuk pulang terlebih dahulu. Melangkahkan kaki, dengan kedua mata yang terfokus pada ponselnya.

Sampai-sampai gadis itu tidak menyadari ada seseorang yang sudah berhenti tepat di hadapannya, alhasil Viona tidak sengaja menabrak dada bidang seseorang tersebut.

"Aduh" Viona mengaduh, lalu mendogakan kepalanya untuk menatap seseorang ini. "Fabian, lo ngapain berdiri di sini?" kesal Viona, sambil mengusap dahinya.

Fabian bukannya merasa bersalah atau apapun itu, ia justru malah tertawa menatap wajah kesal Viona. "Makanya kalau jalan jangan main hp, kayak gak ada waktu lain aja!"

"Lo tu udah kayak jalangkung tau gak Fab, tiba-tiba aja nongol di depan gue. Datang tak di undang pulang tak di antar" gerutu Viona.

Fabian berdecak, "jadi lo nyamain gue sama jalangkung, parah banget lo Vi" balas Fabian, sama kesalnya.

"Enggak nyamain juga sih, tapi kalau lo merasa yaudah" ledek Viona, menahan tawanya.

Tanpa aba-aba, Fabian langsung mencubit kedua pipi Viona yang membuat sang empunya mengernyit. "Lo ngeselin juga ya lama gak ketemu sama gue" ucap Fabian.

"Sakit Fabian, lepasin!" pinta Viona, sambil menepuk-nepuk punggung tangan Fabian. Melihat wajah Viona yang sudah tampak merah, Fabian akhirnya melepaskan cubitannya.

Fabian tertawa puas, "makanya jadi orang jangan ngeselin, suruh siapa juga punya pipi kayak bakpau" kata Fabian, yang membuat Viona melotot.

"Ihh apaansi lo" ucap Viona tidak terima, sambil memukul lengan Fabian. "Udah-udah Vi, ampun astaga bercanda doang gue" kata Fabian, yang sudah tidak tahan dengan pukulan Viona.

"Sukurin, sakit kan. Sekarang awas gue mau pulang!" usir Viona. "Eh enggak, lo pulang sama gue aja" sergah Fabian.

Viona menggeleng, "enggak gue mau pulang sendiri aja Fab, gue udah capek mau istirahat kalau gue pulang sama lo yang ada nanti pas sampai rumah gue gak jadi istirahat malah di suruh nemenin lo ngobrol  sama mama" tolak Viona, mentah-mentah.

"Yaelah, gapapa kali Vi udah lama juga gue gak main ke rumah lo. Tante Rita juga pasti nanyain kabar gue kan?"

"Dih PD banget, yang ada lo yang nanyain mama gue yakan!" goda Viona.

Fabian berdesis, "eh apaan, kalau gue nanyain mama lo yang ada gue di marahin sama om Hendra papa lo" balas Fabian.

Asli deh, Viona gak ngerti kenapa Fabian jadi tambah ngeselin gini sih. Kalau ketemu bawaannya pengen ngajak berantem, udah kayak tikus sama kucing. Udah gitu nanti akur, nanti berantem lagi. Gitu terus sampai maut memisahkan!

GALVIO (COMPLETED)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum