07. ANEH YA

4.4K 322 4
                                    

"TIDAK ADA KATA MENYERAH
BAGI, SEORANG PEMENANG!"

⭐⭐⭐

Saat ini, Galang tengah tertidur pulas di atas kasurnya tanpa mengenakan kaos yang dapat memperlihatkan punggung kekarnya. Cowok itu sudah tertidur selama kurang lebih lima jam lamannya, sejak dirinya pulang dari sekolah tadi.

Mungkin cowok itu sedang kelelahan, akibat semalaman tidak tidur di tambah lagi ketika di sekolah tadi ia di hukum oleh Pak Tarjo. Alhasil cowok itu memilih untuk tidur, bahkan waktu sudah menjelang malam, namun cowok itu masih terlelap di alam mimpinya.

Brak.

Suara pintu yang sengaja di tutup dengan keras, membuat suara benturan itu terdengar sampai di kamar Galang. Cowok itu terbangun karena sedikit terkejut, ia lalu duduk di pinggiran kasur sambil menetralisir rasa keterkejutannya.

“GALANG, TURUN KAMU!” suara bariton itu, sangat tidak asing di telinga Galang. Cowok itu kemudian menghela nafas kasar sambil beranjak untuk mengambil kaos di dalam lemarinya. Setelah itu, ia keluar kamar seraya memakai kaosnya.

“Ada apa, panggil Galang?” tanya Galang, sambil membuka kulkas. Lalu meneguk habis minuman botol yang sedang ia pegang.

“Yang sopan kamu bicara sama orangtua, duduk di sini!” perintah Natanail Ganendra—Papah kandung Galang. Mau tidak mau, Galang harus menurutinya, cowok itu lalu duduk berhadapan dengan Natanail.

“Berulah lagi kamu?” tanya Papahnya, sambil membanting surat panggilan orangtua di hadapan Galang.

Namun Galang hanya diam, ia sama sekali tidak mempedulikan pertanyaan Papahnya. Cowok itu tidak ambil pusing. Toh hal ini sudah biasa baginya, sudah menjadi sesuatu hal yang lumrah untuk dirinya.

“Kapan kamu mau berubah Galang, kamu itu sudah kelas dua belas. Beruntung kamu karena tidak di keluarkan dari sekolah. Tapi kalau kamu seperti ini terus, mau jadi apa kamu Galang. Berantem terus kerjaan kamu, udah gitu sering bolos, terlambat datang ke sekolah. Ke sekolah juga jarang bawa buku, mau jadi apa kamu ha?” tanya Natanail, sedikit emosi.

“Kamu itu satu-satunya anak Papah, yang nantinya akan jadi penerus perusahaan Ganendra. Kalau kamu seperti ini terus gimana jadinya, sama perusahaan ini?” sambungnya. “Jawab Galang, Papah tanya sama kamu!”

“Ini bukan urusan Papah” jawab Galang, dengan santainya.

“Bukan urusan Papah gimana? Kamu itu anak Papah, apapun yang bersangkutan sama kamu itu juga urusan Papah.”

Galang sedikit terkekeh mendengar pernyataan Papahnya. “sejak kapan Papah jadi peduli sama Galang, biasannya juga bodoamat kan? Papah juga biasannya gak pernah dateng ke sekolah kalau Galang di panggil sama guru BK, kenapa sekarang Papah malah dateng kesana?” tanya Galang, yang mampu membuat Natanail tercekat mendegarnya.

see, Papah aja diam gak bisa jawab. Gimana Galang?” ucap Galang. Lalu cowok itu berdiri dan pergi menuju ke kamarnya. Tanpa menunggu jawaban dari Papahnya.

Tak berselang lama, Galang kemudian keluar dari kamarnya sambil memakai hodie hitamnya yang berlambangkan Sayap dan Bintang. Cowok itu berjalan menuruni tangga, dan juga melewati Papahnya yang masih duduk di ruang tamu.

GALVIO (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang