Lima Puluh Dua

1.4K 194 25
                                    

( a/n on multimedia: Madeon & his new song: Nonsense )

***

Author's POV

Tak seorangpun melihat Addo keluar dari aula. Tidak, kecuali Hugo. Addo berjalan menyusuri koridor sekolah yang panjang, makin menjauh dari pusat keramaian di aula. Greyson berada disampingnya, mengikuti namun tak terlihat oleh siapapun termasuk Addo. Dia memang belum menampakkan diri, tapi Addo bisa merasakan bulu kuduk didaerah tengkuknya merinding.

Untuk yang kali ini, Addo sama sekali tidak takut. Justru dia senang. Sangat senang, tepatnya. Perasaan itu meluap tak berhenti-henti dalam dirinya.

Sambil terus berjalan, setelah dirasa sepi juga, Addo akhirnya memulai percakapan.

"Bagaimana menurutmu, Pa?" dia sama sekali tidak menyembunyikan senyum lebar diwajahnya.

"Apanya?" seiring Addo mendengar suara itu, sesosok bayangan mulai terlihat disamping kirinya, membentuk sosok remaja laki-laki yang begitu mirip dengannya. Addo menoleh ke samping, tersenyum sambil terus berjalan dengan kecepatan pelan.

"Pertunjukanku? Kau menyaksikannya, iya kan?"

Greyson meliriknya, melemparkan senyum balasan. "Tentu saja."

"Jadi?" Addo tiba-tiba berjalan ke depan Greyson dan berhenti dalam posisi menghadapnya. "Bagaimana menurutmu?"

Greyson ikut berhenti. Dia menatap Addo yang masih menunggu dengan ekspresi sangat berharap.

"Kau mau jawaban jujur? Yang tadi itu payah sekali."

Dalam sekejap, senyum di wajah Addo lenyap.

"Payah?"

Dilihatnya Greyson mengangguk dengan ekspresi datar. Addo menundukkan kepalanya, sedih. Perasaannya seketika itu juga hancur—semalam sebelumnya dia sangat berharap bisa membuat Greyson bangga dengan kerja kerasnya.

Greyson lalu mengangkat dagu Addo menggunakan jari-jarinya, membuat wajah putranya kembali terangkat. Lalu dia memeluk anak itu sangat erat. "Lagu itu benar-benar payah ketika kutulis. Tapi entah kenapa ketika di tanganmu, semuanya terbalik. Aku sangat menyukainya!"

Addo terkejut. Akan tetapi hanya beberapa detik lalu senyum kembali terkembang di wajahnya.

"THANK YOU SO MUCH, DAD! I LOVE YOU!" Addo melingkarkan kedua tangannya memeluk punggung Greyson. Dia sudah yakin seharusnya dia tidak bisa menyentuh tubuh ayahnya, tapi mungkin Greyson telah melakukan semacam trik rahasia sehingga tubuhnya bisa terasa padat didalam dekapan Addo.

"You made it, boy." Greyson mencium ubun-ubun Addo, sebelum mengacak-acak rambutnya sebentar. "I love you too."

"You're the greatest Daddy!" seru Addo. Greyson tersenyum dan sesaat berikutnya mereka saling melepaskan pelukan.

"Jadi kau mengajakku keluar hanya untuk bertanya apa pendapatku?"

"Hehe. Mungkin? Tidak, tidak, aku juga ingin jalan-jalan denganmu." Addo berbalik lagi, memberikan punggung ke Greyson kemudian berjalan lebih dulu. "Sembari jalan-jalan, aku ingin mengobrol lebih banyak dengan Papa."

Greyson terdiam mengikutinya di belakang. Dia langsung terpikir untuk memberitahukan rencananya ke Addo saat itu juga. Momennya tepat, pikir Greyson.

"Ada yang harus aku sampaikan padamu, Addo."

Addo berhenti, kembali ia menoleh. "Apa?" tanyanya penasaran.

"Aku harap kau tidak tersinggung," Greyson mendekatinya, auranya berubah sedih seperti selayaknya dia di sebagian besar waktu. "Aku telah membuat rencana untuk mencarikan ayah baru bagimu. Karena aku akan pergi."

Father For Addo -g.c (Addo Series #1)Where stories live. Discover now