5. Nightmare

1.3K 254 27
                                    

»»----><----««

"Terkutuklah seluruh keturunanmu!"

"Seluruh keturunan Eden akan meninggal pada usia ke tiga puluh lima tahun!"

"Semua akan mati!"

"Perang akan pecah!"

Matanya membelalak. Jantungnya memburu. Alex terbangun dengan dahi yang penuh dengan peluh dan napas yang terengah-engah. Mimpi itu lagi. Sudah hampir lima tahun terakhir Ia terus memimpikan hal yang sama berkali-kali. Seorang perempuan yang wajahnya tidak terlalu jelas, dengan rambut putihnya yang panjang hingga selutut, meneriakan hal yang sama berkali-kali. Sebuah kutukan.

Alex meremat keras kepalanya yang terasa seperti ditusuk ratusan jarum. Ia mengerang, menahan rasa sakit di kepalanya.

"Tu-tuan, anda tidak apa-apa?" tanya seorang pelayan yang baru saja masuk untuk mengantarkan pakaian bersih.

"Bawa obatnya kemari. Cepat!" teriak Alex, tidak bisa menahan lebih lama rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi. Alex terus menariki rambutnya untuk pelampiasan rasa sakit.

Tak beberapa lama setelah pelayan itu pergi, Ia kembali dengan membawa sebuah botol kaca berisi cairan berwarna hijau kecoklatan. Pelayan tersebut segera memberikan obat tersebut pada Alex. Lelaki itu menyambar botol obat dari tangan pelayannya, memasukkan semua isinya kedalam mulut. Namun, rasa sakit di kepalanya tak kunjung menghilang, membuatnya semakin frustasi dan terus menjambaki rambutnya.

"Tuan, ada yang bisa saya bantu lagi?" pelayan itu terlihat kebingungan. Seharusnya setelah Alex meminum obat itu, rasa sakitnya akan menghilang perlahan. Namun sudah sekitar satu menit Alex terus mengerang kesakitan.

"Panggil Delvien," rintihnya. Setelah pelayannya itu keluar, Alex tidak dapat menahan lagi kesadarannya. Pandangnnya perlahan memudar, kemudian menggelap.

🍃

Alex terbaring lemas di atas kasur. Seseorang disampingnya tak berhenti berusaha untuk membuatnya sadar sejak tiga puluh menit terakhir. Sinar biru keluar dari telapak tangannya yang mengambang di atas dada Alex. Jarum-jarum hitam keluar dari tubuh Alex. Delvien sangat fokus dengan pekerjaannya sampai-sampai Ia tidak sadar bahwa tangannya sejak tadi terasa kebas.

Perlahan mata Alex mulai terbuka. Lelaki itu sekarang dapat bernapas dengan normal. Keringat membasahi wajahnya yang pucat. Kepalanya berdengung.

Setelah jarum-jarum hitam itu tidak lagi terlihat, Delvien menjauhkan tangannya. Lelaki itu tampak berpikir keras seraya memperhatikan botol obat yang telah kosong. "Terakhir kali, racikan ini cukup ampuh untuk membersihkan Mana itu dari tubuh anda, tapi sekarang kenapa tidak memiliki efek apapun?" Delvien tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari botol tersebut. "Mana terlarang itu semakin lama semakin kuat di dalam tubuh anda, Tuan."

Alex mengubah posisinya menjadi duduk. "Ini semua pasti karena kutukan itu. Aku semakin sering memimpikannya. Cepat atau lambat, kutukan itu akan memakanku hidup-hidup."

Kutukan turun temurun dalam keluarganya yang mustahil untuk dihilangkan. Itu adalah alasan Alex tidak ingin memiliki keturunan ataupun seorang istri. Itu juga mengapa sang Ibu selalu menuntutnya untuk segera menikah dan memiliki keturunan untuk menggantikannya. Jika Ia sudah lebih dulu meninggal sebelum memiliki keturunan. Tidak akan ada lagi yang akan melanjutkan darah keluarganya.

Alex pikir, memiliki keturunan sama dengan menumbalkan korban selanjutnya setelah dirinya, dan tentu saja Ia tidak menginginkan hal itu. Terkadang, Ia berpikir apakah ayahnya benar-benar menyayanginya atau hanya menajadikannya penyambung rantai keluarga Eden agar tidak terputus.

He's the VillainWhere stories live. Discover now